img_0272Setelah intens dan konsen mengawal kebijakan SIAK Online, kini Ria Saptarika lebih banyak fokus menggarap “Sistem Pelelangan Secara Elektronik (e-Procurement) Pemerintah Kota Batam. Akhir-akhir ini waktunya lebih banyak tersita untuk itu. Maklum, Maret 2009, ia berharap sistem tersebut sudah jalan. Kendati demikian, Ria tidak lupa dengan kebiasaannya. Aktif “jalan-jalan” di facebook. Lahir di Tembilahan-Riau, Ria teman seangkatan Ahmad Hijazi, Lukman Edi, Febrialin, dan Rusli Zainal. Bedanya, Ria dulu pernah bekerja di pabrik, PT Thomson Muka Kuning.

Disela kesibukannya, humasbatam mewawancarai Ria saat sedang menikmati kebiasaannya yang lain yaitu menikmati segelas minuman “teh tarek” dan martabak “Har”. Berikut kutipannya;

Selamat siang pak. Apa kabar?
Alhamdulillah baik.

Anda terlihat care setelah membuka pelatihan e-procurement tadi. Kok bisa begitu ?
Saya rasa biasa saja. Menikmati hari-hari dengan berbagai aktifitas yang teragenda maupun tidak. Memang, saat ini saya agak sedikit senang karena dalam waktu dekat, karena kita (pemko batam) segera melelang beberapa pekerjaan seperti pengadaan barang dan jasa di Dinas PU, Dinas Tata Kota dan Sekretariat kepada rekanan melalui sistem online. Mudah-mudahan harapan saya dan Pak Dahlan (Walikota Batam) cepat terwujud.

Maksud Anda

Sebelum masuk ke lingkup pemerintahan yang ada sekarang, dulu saya dan pak Wali pernah ‘bersubahat’ mereformasi sistem birokrasi pemerintahan di Kota Batam. Pendekatannya, melalui pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Informasi.

Setelah sekian tahun berada di Pemko Batam, Alhamdulillah, secara bertahap cita-cita itu sudah mulai kelihatan hasilnya. Kalau Anda perhatikan, akan banyak hal yang bisa Anda temukan. Misalnya dalam penerapan program SIAK. Sekarang, sistem SIAK yang kami bangun sudah mulai diterima publik.

Data kependudukan kita sudah mulai akurat, KTP Batam sudah tak bisa lagi dipalsukan karena kita memiliki security number atas dokumen tersebut.Polisi pun sudah mereferensi data SIAK kita. Begitu juga Imigrasi. Kerjasama dengan mereka (imigrasi) sedang kita follow up.

Tentang fasilitas IT. Sejak Batam dicanangkan sebagai kota digital, perubahannya bisa Anda lihat sendiri. Kota yang luasnya hanya beberapa ratus kilometer ini saja, dalam beberapa tahun ini sudah memiliki sedikitnya 360 area akses internet, termasuk didalamnya area free acces untuk publik. Tahun 2010 kita menargetkan sebanyak 500 titik di Kota Batam memiliki area akses internet. Beberapa kecamatan, camatnya juga sudah memiliki inisiatif sendiri. Menyiapkan area akses internet yang bisa digunakan warga secara gratis. Itukan luar biasa.

Kembali ke penerapan e-procurement. Seperti apa Komitmen Anda?
Bagi saya, penerapan e-procurement itu harga mati. Dilaksanakan dulu sambil di evaluasi pelaksanaan secara kontiniu ketika sudah berjalan. Dengan kondisi jaman seperti sekarang, pemerintahan kami dengan pak Dahlan harus terus bergerak dari satu titik ke titik yang baru untuk tujuan perubahan yang lebih baik. Tidak sulit untuk melakukan itu. Tinggal komitmen, kerja keras dan kemauan. Alhamdulillah, pada Maret 2009 ini  kami akan launching lembaga e-procuerement Pemko Batam, yang tugas utamanya yaitu melakukan pengadaan barang dan jasa milik pemerintah daerah. Kinerja lembaga tersebut akan terus kami benahi, supaya semua pihak yakin bahwa pemerintah serius menjalankan amanah yaitu melakukan reformasi birokrasi dari pusat hingga daerah.

Apa yang menyebabkan Anda “semangat” untuk melakukan perubahan tersebut ?
Simpel saja. Keinginan kolektif masyarakat, yang menghendaki bangsa ini besar seperti negara lain didunia. Produk hukum yang melindunginya, bagi kami itu hanya instrumen. Berbuat yang terbaik untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang prima, akuntable dan transparan kepada masyarakat yang dilayani, itu merupakan muara dari apa yang kami lakukan sekarang.

Jika kita melihat lebih jauh manfaat atau hasil yang diperoleh dengan penerapan e-procurement ini, sebenarnya banyak sekali manfaat atau hasil yang kita peroleh.

Saya yakin, suatu saat lelang elektronik ini akan menjadi tren pengadaan barang dan jasa pada masa depan karena dipercaya dapat menghemat anggaran pemerintah. Sistem LPSE Kota Batam fully elektronik. Bekerjasama dengan LKPP Bappenas, interaksi peserta lelang hanya dua kali melakukan tatap muka. Ketika registrasi, dan setelah diketahui pemenang lelang.

Dari sisi pengawasan, Walikota dan saya dapat memantau langsung proses pelaksanaan lelang dari tiap-tiap satuan kerja. Dari jadwal dan ketepatan waktu, waktu yang di setting panitia dapat diakses oleh publik. Dari sisi pemerataan peluang kesempatan kerja, dengan memberlakukan ketentuan tentang SKK dan SKN, kontraktor yang likuiditas keuangan perusahaannya sudah habis karena pelaksanaan pekerjaan akan terbatasi haknya untuk menjadi pemenang lelang secara otomatis.

Disamping itu, keakuratan kredibilitas kontraktor juga terjamin. Pemalsuan data dokumen untuk tujuan pemenangan proyek tidak akan ditemukan lagi, karena sofware dapat secara otomatis mengeliminasi penyedia barang/jasa yang gagal memenuhi persyaratan lelang. Disini komunikasi antara penyedia barang/jasa juga berjalan sempurna, karena penerapan sistem papperless semua persyaratan dan dokumen lelang telah di uplode ke dalam situs website.

Bagaimana dengan kesiapan pengusaha atas pelaksanaan program ini, dan tanggungjawab pemerintah untuk menyosialisasi program tersebut kepada mereka ?
Sudah kita lakukan sejak Januari 2009 lalu. Antusiasme mereka cukup tinggi. Bahkan, kita sudah siapkan ruang dan tim khusus di LPSE Batam, tempat untuk mereka berkonsultasi baik langsung maupun via internet. Sosialisasi yang kita lakukan, tidak hanya kepada individu saja. Tapi juga mengelompok seperti yang pernah kita lakukan terhadap rekanan PU di Politeknik Batam.

Soal kemampuan itu relatif. Karena sistem ini baru, saya yakin suatu saat mereka akan terbiasa menggunakannya. Karena provinsi Kepri juga menerapkan sistem yang sama dengan kota, saya yakin soal pemahaman mereka, itu cuma persoalan waktu saja.

Banyak “suara sumbang” yang mengatakan bahwa Bapak hanya ’sibuk’ mengurus Program SIAK. Tanggapannya ?
Saya rasa asumsi atau pendapat seperti itu, tak perlu ditanggapi terlalu berlebihan. Bagi saya justru itu merupakan otokritik. Cermin diri untuk selalu berbuat, berbuat, dan berbuat yang terbaik. Buktinya, kini saya sedang konsen mengurus sistem e-procurement, setelah perahu SIAK sudah berlayar. Prinsip saya, buat apa coba-coba. Kita harus optimis. Jangan mentok sedikit, kita lemah semangat.

Bagaimana kesibukan Anda yang lain. Misalnya bertemu warga baik langsung, website atau di facebook?
Ria tersenyum. Ia mengatakan bahwa kebiasannya itu masih tetap jalan. Termasuk ngumpul dengan keluarga, sahabat dan rekan. Saban hari, ia mengaku masih meluangkan waktunya untuk menemui warga, termasuk seperti yang dilakukan pada Selasa siang. Melakukan takziah ke rumah salah seorang staf satuan polisi pamong praja, yang pada saat ulang tahun Satpol PP maret 2009, yang diperingati pada tanggal 10 Maret 2009, orang tuanya berpulang ke rahmatullah. (*)