26-08-09, Buka Puasa dan Tarawih Bersama Bapak Walikota Batam di Masjid Al-Mukarromah Pulau Lengkang-Sekanak Raya Kec-Blakang Padang (2)26-08-09, Buka Puasa dan Tarawih Bersama Bapak Walikota Batam di Masjid Al-Mukarromah Pulau Lengkang-Sekanak Raya Kec-Blakang Padang (1)BATAM –Kecamatan Belakang Padang mengalami kendala yang cukup serius terkait penyediaan infrastruktur dasar kelistrikan. Hal ini terungkap dalam kegiatan safari ramadhan Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan beserta sejumlah pejabat di lingkungan Pemko Batam, ketika safari ramadhan di Pulau Lengkang Kecamatan Belakang Padang. Kondisi ini langsung ditanggapi serius oleh Walikota, dan langsung memginstruksikan Kepala Badan Perencanaan Kota (Bappeko) Batam, Wan Darussalam menggelar pertemuan dengan PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam untuk mencarikan solusi penyediaan infrastruktur dasar di wilayah hinterland tersebut. Walikota juga mendesak agar pertemuan dengan PT PLN Batam dilaksanakan dalam bulan ramadhan ini juga.
Kondisi ini diketahui Walikota, setelah Manager PLN, Eko menyampaikan kondisi kelistrikan di Belakang Padang dalam kegiatan safari yang digelar di Masjid Al-Muqoramah, Pulau Lengkang. Menurutnya, mesin pembangkit yang dimiliki PLN tidak bertambah sementara jumlah daftar tunggu terus bertambah. Ia meminta kepada Pemko Batam agar membantu mengatasi krisis listrik ini sebelum terjadi pemadaman bergilir. Solusi yang ditawarkannya adalah dengan menarik pipa interkoneksi dari bawah laut dari Batam. Caranya dengan membeli dari PLN Batam, namun investasi yang dikeluarkan untuk pemasangan pipa interkoneksi bawah laut ini cukup besar.

“PLN Batam tidak akan mau, biaya investasinya mahal. Yang bisa membiayainya hanya Pemko Batam,” tutur Eko malam itu dihadapan Walikota dan seluruh hadirin yang hadir di masjid.

Informasi yang ia peroleh saat ini PLN Batam mengalami surplus 60 Mega Watt (MW). Sementara beban listrik di PLN Belakang Padang yang tersedia 1,2 MW dengan beban puncak 1,190 MW. Sementara untuk pulau-pulau yang belum teraliri listrik, ini disebabkan masyarakat di pulau itu terlewati pada saat dilakukannya pendataan. Warga di pulau yang belum memperoleh listrik, menurutnya bisa saja mendapatkan listrik dengan cara menyurati PLN Wilayah Riau-Kepri yang berkantor di Pekan Baru.

Atas informasi yang disampaikan Eko, Walikota Batam mengucapkan terimakasih dan meminta Camat Belakang Padang untuk mendata masyarakat pulau di Kecamatan Belakang Padang yang belum dialiri listrik. Setelah didata, selanjutnya Walikota akan menyurati PLN wilayah Riau di Pekanbaru. Hal lain yang disampaikan Walikota yakni, di Pulau Lengkang kini tengah dibangun jembatan melalui anggaran APBD Provinsi Kepri. Untuk Posyandu saat ini sudah dibangun di Belakang Padang.

Pulau Lengkang merupakan bagian dari Kelurahan Sekanak Raya, Kecamatan Belakang Padang. Rata-rata masyarakat di Pulau Lengkang bekerja sebagai nelayan. Untuk kebutuhan air, masyarakat setempat mengambil dari Pulau Asam yang jaraknya tidak terlalu jauh dari pulau tersebut. Masyarakat Pulau Lengkang terpaksa membuat sumur di Pulau Asam karena membuat sumur di Pulau Lengkang harus digali cukup dalam. Di Pulau Asam, masyarakat membangun lima unit sumur untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Pulau Lengkang.

Nur Jamal, warga Pulau Lengkang menuturkan, saat ini baru ada satu unit sekolah dasar (SD. Untuk membangun SLTP di pulau itu Walikota kota Batam mengatakan masih menjadi masalah. Persoalannya menurutnya bukan pada anggaran, melainkan pada masalah guru, karena jumlah guru kurang. Namun untuk anak Pulau Lengkang yang melanjutkan sekolah ke pulau lain, Pemko telah memberikan bantuan uang transportasi melalui Dinas Pendidikan Kota Batam.

“Saya minta kepada camat untuk mengecek. Jangan sampai uang sudah turun tapi tidak sampai,” kata Walikota.

Untuk membangun SLTA di Pulau Lengkang menurutnya juga tidak mungkin. Di Kecamatan Belakang Padang, Pemko telah membangun dua unit SLTA. Satu unit di Belakang Padang, SMAN 2 dan satu unit lagi di Pulau Kasu, SMAN 7. Bagi anak yang tinggal jauh dari sekolah, Pemerintah menurutnya telah membangun asrama di Belakang Padang. Untuk biaya tinggal di asrama seluruhnya ditanggung oleh pemerintah.

“Jangan sampai ada anak pulau yang tidak melanjutkan sekolahnya. Tahun ini Pemko memberikan beasiswa untuk 60 orang anak. Bagi anak di Kecamatan Belakang Padang yang ingin melanjutkan ketingkat perguruan tinggi, akan kita seleksi dan bagi yang lolos kita sekolahkan,” paparnya.

Permintaan lain yang disampaikan warga yakni, agar ada penambahan local untuk TPA. Dengan jumlah murid mencapai 80 orang, tidak cukup ditampung oleh satu kelas. Selain anak-anak yang belajar di TPA, 20 orang diantaranya merupakan orang tua. Kepada Walikota, warga Pulau Lengkang minta anggaran agar dibangunkan kelas. Menanggapi hal itu, Walikota memerintahkan pengurus masjid untuk membuat proposal dan anggaran pembangunan kelas TPA itu dialokasikan dari anggaran Bantuan Sosial.

Rombongan Walikota Batam meninggalkan Pulau Lengkang setelah usai Shalat Isya dan Tarawih berjamaah. Ketika akan melanjutkan perjalanan pulang ternyata air surut dan baru mengalami pasang pada pukul 23.00 WIB. Sebagian rombongan ada yang turun ke laut dan berjalan menuju kapal. Sementara Walikota mengambil jalan lain yakni melewati pelantar yang ada di rumah penduduk dan untuk menuju kapal, seluruh rombongan didrop menggunakan sampan.

Turut serta dalam rombongan kegiatan safari ramadhan Walikota, Asisten Ekonomi Pembangunan, Syamsul Bahrum. Kepala Bepekko, Wan Darussalam, Kepala Badan Pertanahan, Buralimar, Kepala Badan Kominfo, Muramis, Sekretaris Dewan, Guntur Sakti, Kepala Dinas Perhubungan, M Yazid, Kepala Dinas PM, Pasar, Koperasi dan UKM, Pebrialin serta sejumlah pejabat teras lainnya di lingkungan Pemko Batam.

(humas_crew/dv)