BATAM- “Wanita itu menitipkan Dablo di tangga panti asuhan, dan melanjutkan hidup pada kenyataan sebagai buruh cuci. Lalu membesarkan bocah laki-laki yang ditemukan di tong sampah, yang ia beri nama Dablo. Dalbo tumbuh sebagai anak buruh cuci yang harus melanjutkan. Dalbo pun disekolahkan namun dia tidak memiliki seragam. Dalbo kemudian diberi uang sebesar Rp10 ribu oleh ibunya unutk membeli seragam. Tetapi  tidak ada pedagang di kota itu yang menjual seragam dengan harga Rp10 ribu. Dalbo lelah, bocah itu duduk didekat  kantor instansi pemerintah, sambil mengusap keringat,   pandangannya tertuju  kain yang berkibar di tiang halaman kantor itu. Semangatnya bangkit…Jangan Dalbo….jangan…..

Kisah tersebut merupakan penggalan dari pementasan teater berjudul Dalbo oleh komunitas seni rumah hitam di gedung teather kecil Raja Ali Kelana Sekupang, Minggu (31/1). Dablo merupakan produksi ke 10 dapur teater rumah hitam yang telah dipentaskan sebanyak 10 kali dari tanggal 21 hingga 31 Januari.

Pimpinan Sanggar rumah hitam, Tarmizi mengatakan kisah Dalbo merupakan kisah nyata yang terjadi disalah satu kota besar di Republik ini. Kisah ini bertujuan mengingatkan pemerintah tentang sistem pendidikan di Indonesia. Pementasan teater bertajuk Dablo ini merupakan pementasan terakhir dari 10 kali pementasan. Sejauh ini penonton telah mencapai 840 penonton dari kalangan pelajar dan mahasiswa, bahkan ada yang dua kali pementasan dalam satu hari.

“Beberapa rekan-rekan mahasiswa dengan sponsor berencana mementaskan kembali kisah Dablo ini lebih besar lagi dengan menngundang pejabat-penjabat Kepulauan Riau,” ujar Tarmizi.

Usai pementasan, Istri Wakil Wali Kota Batam, Ny Ria Suparti mengatakan sangat bangga dan senang pada pementasan teater rumah hitam ini. “ceritanya bagus banget sangat menyentuh”, tutur Suparti.

Suparti menambahkan banyak pesan moral yang dapat diambil dari kisah Dablo tersebut.  Pendidikan sejatinya adalah hak dari seluruh anak-anak Indonesia namun pendidikan tidak hanya dibebankan pada Pemerintah tapi orang tua juga harus aktif mendidik anak dari lingkungan keluarga. Pada kesempatan tersebut, Suparti juga memberikan bantuan pembinaan seni teater kepada Sanggar Seni Rumah Hitam.

Turut hadir dalam pementasan teater tersebut Assiten Administrasi Umum Maaz Ismail, Kadisparbud Kota Batam Guntur Sakti, Anggota DPRD Proviinsi Kepri Sukri Fahrial, Pelajar dan Mahasiswa se Kota Batam

(crew_humas/yd)