Peresmian Majelis Kajian Melayu-2BATAM - Telah terbentuk Majelis Melayu yang disebut dengan Majelis Kajian dan Maklumat Tamadun Melayu. Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan mengungkapkan, Majelis ini merupakan wadah untuk mengambangkan dan melestarikan kebudayaan melayu.  Peresmian Majelis Kajian dan Maklumat Tamadun Melayu ini dilakukan langsung oleh Walikota bersamaan dengan Peluncuran Perdana Jurnal Majelis Melayu, Kamis (3/12) di Kantor Walikota. Turut hadir dalam acara peresmian Majelis Melayu ini, Tennas Efendi dan M Zein sekalu kepala pusat lembaga pendidikan Indonesia. Wakil Wali Kota Batam, Ria Saptarika turut serta mendampingi Walikota dalam acara peresmian Majelis Melayu tersebut.

Berdirinya Majelis Melayu ini merupakan bukti kecintaan terhadap masyarakat dan kebudayaan melayu. Diharapkan dengan berdirinya lembaga ini maka dapat memberikan sumbangsih ditengah berkembangnya budaya asing. Majelis Melayu ini juga akan berperan sebagai wadah pengembangan, pelestarian, dan studi ilmiah terhadap kebudayaan Melayu di Batam, Kepulauan Riau, dan seluruh nusantara. Selain itu bisa menjadi penghubung dengan organisasi Melayu di seluruh dunia seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Vietnam, Thailand, sampai Afrika Selatan dan Madagaskar.

“Majelis ini merupakan lembaga yang memberi analisis dan masukan terhadap pemerintah dalam mengembangkan budaya  melayu,” ujar Wako sebagai penasehat Majelis Melayu.

Dalam kesempatan itu juga diluncurkan Jurnal Majelis Melayu, yang merupakan media berisikan berbagai tulisan ilmiah dan informasi terkait kebudayaan Melayu di seluruh dunia. Walikota berharap jurnal ini menjadi tempat untuk dijadikan pedoman kebudayaan Melayu baik dimasa kini maupun yang akan datang.

Raja Muhammad Amin selaku Ketua Majelis Melayu mengatakan, tujuan diterbitkannya jurnal tersebut untuk melestarikan kembali tradisi budaya Melayu. Selain jurnal, Majelis Melayu juga akan menerbitkan website mengenai pusat kajian data tentang kebudayaan Melayu. Demi kesempurnaan jurnal, Amin mengharapkan masukan dari berbagai pihak untuk kesempurnaan jurnal tersebut. Perkumpulan ini berkomitmen untuk mengembangkan pusat kajian Melayu modern yang akan memberikan kontribusi pengembangan Melayu di bidang sosial, budaya, politik, sejarah dan ekonomi.

Dalam kesempatan itu, Budayawan DR H Tennas Effendi yang didaulat untuk memberikan orasi kebudayaan. Mengutip apa yang disampaikannya, “Ada kata-kata hebat dari Laksamana Hang Tuah. Tuah sakti hamba negeri, esa hilang dua terbilang, patah tumbuh hilang berganti, takkan Melayu hilang di bumi”. Kalimat tersebut bermakna orang Melayu harus memiliki kecerdasan dan kepiawaian, sedang penggalan kedua harus punya semangat tinggi, selanjutnya mewariskan kegemilangan pada generasi penerus. Apabila hal tersebut sudah dilakukan, baru takkan Melayu hilang di bumi.

(crew_humas/dv)