BATAM- Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kota Batam yang ke 180 dan sejalan dengan peringatan Hari Kesehatan ke 45, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam menggelar Gotong Royong (Goro) gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Goro PSN yang dipusatkan di Genta I, Kelurahan Buliang, Kecamatan Batu Aji, Sabtu (21/11) juga dilaksanakan secara serentak di delapan kecamatan lainnya yang terdapat di Kota Batam. Pelaksanaan Goro ini ditandai dengan penekanan tombol pengembunan oleh Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan.

Dalam laporannya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Mawardi Badar mengatakan, diselenggarakannya gerakan serentak PSN ini karena jumlah kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di tahun 2009 tidak mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kasus di tahun 2008. Sampai saat ini, jumlah kasus DBD sudah mencapai 900 kasus. Menurutnya, selama ini telah dilakukan pemberantasan dengan cara fogging focus dan penyuluhan. Berdasarkan hasil survei Dinkes diketahui bahwa kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan masih rendah.

“Masih banyak jentik-jentik nyamuk dan ini yang harus kita musnahkan. Tujuan dari gerakkan ini untuk menyadarkan dan menggerakkan masyarakat untuk mencegah timbulnya jentik,” papar Mawardi.

Cara yang tepat untuk membasmi DBD yakni dengan cara membersihkan lingkungan. Karena nyamuk aides aigepti tersebut bertelur di air yang bersih sehingga perlu dilakukan gerakan 3M (menguras, menutup dan mengubur). Sedangkan foging lebih pada membasmi nyamuk dewasa. Foging, katanya, ada yang dilakukan dengan pengasapan dan pengembunan. Untuk foging dengan pengembunan, seperti yang dilakukan dalam Goro tersebut, menggunakan foging pengembunan.

“Foging pengembunan ini menggunakan campuran air, bukan campuran minyak. Foging pengembunan oleh PT Kimsa So ini, baru pertama kali di Batam,” ujarnya.

Saat ini, Dinkes juga telah memiliki 300 tenaga jumantik untuk se Kota Batam. Jumlah tersebut menurutnya belum mencukupi untuk memantau jentik se Kota Batam, layaknya satu orang juru jumantik untuk satu RT. Gerakan PSN kemarin tidak hanya focus pada pemberantasan DBD, tapi juga Malaria. Batam, masuk ke dalam daerah eliminasi Malaria setelah Jakarta dan Bali. Meski kasus Malaria tidak setinggi DBD, namun di Kota Batam ditemukan di Kecamatan Galang, Belakang Padang, Bulang dan Nongsa. Untuk penularan penyakit DBD berasal dari gigitan nyamuk pada pagi dan sore yang hidup di air bersih. Sedangkan nyamuk Malaria memilih hidup di air kotor.

Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan yang hadir dalam acara gerakan serentak PSN tersebut mengatakan, pemberantasan DBD dan Malaria tidak cukup hanya dilakukan oleh pemerintah. Namun, perlu peran serta masyarakat untuk membersihkan lingkungannya. Apabila hanya mengandalkan foging, yang mati hanya nyamuk dewasa, sementara jentik nyamuk tidak mati dan terus berkembang biak.

“Masyarakat harus berfikir bagaimana mengatasi masalah ini karena jumlah kasus DBD dari tahun ke tahun tinggi. Untuk itu masyarakat harus membersihkan lingkungan untuk mencegah penularan DBD dan Malaria,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Wali Kota menyerahkan secara simbolis bantuan kelambu, senter dan bubuk abate. Kelambu ini diberikan kepada 500 orang warga yang tinggal di daerah endemis penyakit Malaria. Turut hadir dalam Goro pagi itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Muslim Bidin, Kadis PMKPUKM, Pebrialin, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam, Guntur Sakti, Kabag Humas Pemko Batam, Yusfa Hendri, Camat Batu Aji, M Arfah dan Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Nurmadiah. Sementara pejabat lainnya di lingkungan Pemko Batam menjadi penanggungjawab di kecamatan lain yang menggelar kegiatan yang sama.

(crew_humas/dv)