BATAM – Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan membuka Parade Tari Daerah 2010, Minggu (9/5) di Nagoya Hill. Acara ini merupakan event tahunan yang diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Batam. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam, Guntur Sakti mengatakan, sepuluh sanggar tari di Kota Batam akan tampil untuk unjuk kebolehan. Sanggar tari yang berhasil keluar sebagai juara terbaik, akan mewakili Batam pada parade tari tingkat Provinsi Kepri. Tari yang ditampilkan dengan basic tari daerah dengan warna kontemporer. Diantaranya sanggar tari yang akan tampil adalah, Sanggar Seri Setaman dan Nilam Suri. Bagi mereka yang keluar sebagai juara, Pemko Batam telah menyediakan hadiah berupa uang pembinaan. Penilaian akan diberikan kepada penyaji tari terbaik, penata tari terbaik, penata musik dan penata rias terbaik.

Acara ini sengaja diselenggarakan di Nagoya Hill, mengingat segment pengunjung di mall tersebut dari berbagai kalangan. Selain itu, Nagoya Hill juga merupakan pilihan bagi para turis untuk melakukan tour. Adapun juri yang memberikan penilaian yakni Irawan Permadi, Tri Sapto dari Institut Kesenian Jakarta dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Karimun. Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan dalam sambutannya mengatakan, Batam harus menjadi juara lagi pada parade tari tingkat Provinsi Kepri. Dengan begitu, Batam akan menjadi unggul tidak hanya dibidang industri tapi juga dibidang kebudayaan dan pariwisata.

“Batam harus pertahankan juara parade tari,” katanya sesaat sebelum membuka acara parade tari yang disaksikan ratusan pengunjung mall tersebut.

Sanggar Tari Nilam Suri Penyaji Terbaik

Setelah satu persatu para peserta tampil, juri pun mengumumkan pemenang lomba parade tari 2010 tersebut. Hasilnya, sanggar tari Nilam Suri menjadi penyaji terbaik pertama dalam Parade Tari Daerah 2010. Selain menjadi penyaji terbaik pertama, sanggar yang meraih nilai 290 ini, juga juara penata tari terbaik dan penata rias/busana terbaik.
Sanggar ini menampilkan tari yang berjudul Teghendak. Teghendak merupakan ungkapan Melayu untuk menyebut topi yang terbuat dari resam atau daun lontar. Teghendak sering digunakan petani dan nelayan untuk menghindar dari sengatan matahari yang garang.

Sementara penyaji terbaik kedua dengan nilai 275 diraih sanggar tari Duta Santarina. Sanggar pimpinan penari senior Wahyuni Andayani ini menampilkan tari berjudul Gaung Krincing Madani. Tarian ini mengungkapkan kebersamaan dalam keragaman, untuk membentangkan gambaran masyarakat Batam—yang terdiri dari masyarakat manjemuk namun tetap harmonis dalam bingkai madani. Tari ini ditata Rio Palinda Putra dengan penata musik Raden Surianto.

Sedangkan penyaji tari terbaik ketiga dengan nilai 265 diraih sanggar tari Mulya Suri 1. Sanggar Mulya Suri binaan seniman senior Diansyah ini menampilkan dua tarian, yakni Zapin Liuk Igal dengan penata tari Wiwik Sri Suhartati, seorang penari senior. Penata musiknya, Purnawan, seorang musisi senior di Kota Batam—juga pimpinan produksi Maun Firman. Tari Zapin Liuk Igal yang berpolakan langkah zapin ini, menggabungkan tiga bentuk dasar yang ada dalam tarian Melayu, yaitu rentak, liuk, dan igal.

Tarian kedua yang ditampilkan berjudul Menapak Fajar. Penata tarinya, Maulana, seorang koreogrefer muda nan cemerlang. Penata musiknya Purnawan. Pimpinan produksinya, Chandra Sari. Tari Menapak Fajar mengungkapkan kehidupan para nelayan pesisir pantai yang setiap harinya, seiring fajar menyingsing, mencari nafkah demi menyangga kehidupan sehari-hari. Tari inilah yang keluar sebagai penyaji terbaik tiga. Penyaji harapan I dengan nilai 245 diraih sanggar tari Sri Setaman. Kemudian penyaji harapan II dengan nilai 220 diraih sanggar tari Pangsenebu. Sementara itu, untuk penata musik terbaik diraih sanggar tari Sri Setaman.(crew_humas/dv)