Pejabat Pemko Batam Didaulat Menjadi Model Dadakan

batik1-dERbatik3-dER

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak lama. Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Saat ini batik telah mengikuti perkembangan jaman, pemakaian batik tidak lagi dinilai ketinggalan jaman atau kuno.
Walikota Batam, Ahmad Dahlan menghadiri perlombaan dan peragaan busana batik Jumat (2/9) di Mega Mall Batam Center. Dalam sambutannya Dahlan mengatakan bahwa batik telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia milik bangsa Indonesia. Setelah UNESCO mencatat batik sebagai warisan budaya dunia, Dahlan mengharapkan perkembangan batik di Indonesia dan kebudayaan lainnya semakin meningkat. Tak lupa Dahlan memberikan apresiasi yang sangat besar kepada seluruh masyarakat Batam atas partisipasinya mengenakan batik pada kesempatan tersebut dan khususnya pada para tamu undangan.

Semoga dengan dikukuhkannya batik Indonesia oleh UNESCO dapat menumbuhkan social awareness untuk mencintai, menyelamatkan produksi asli Indonesia dan juga sebagai ciri khas budaya bangsa, tambah Dahlan. Lomba dan peragaan busana batik merupakan warming up Visit Batam 2010. Tujuan dari Visit Batam 2010 bukan hanya mendatangkan wisatawan ke Batam sebanyak-banyaknya tapi bagaimana menggali potensi pariwisata Batam. Dan khususnya memberikan hiburan kepada masyarakat Batam. Dahlan berpesan kepada media untuk menyapaikan kepada pemerintah pusat bahwa batam selalu memberikan dukungan dalam pelestarian batik.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam Guntur Sakti mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan wujud rasa syukur Pemko Batam atas ditetapkannya batik sebagai warisan budaya dunia milik Indonesia. Dalam peragaan busana tersebut diperkenalkan motif batik Melayu Kepulauan Riau yang coraknya dikembangkan dari khasanah tanaman dan hewan laut oleh Batik Madani yang merupakan usaha binaan Disperindag Kota Batam. Bahkan ada model yang memperagakan motif batik jembatan Barelang yang merupakan ikon Kota Batam.
Siapa lagi yang akan memberikan apresiasi akan kekayaan laut kita kalau bukan kita sendiri, tambah Guntur. Guntur optimis Visit Batam akan memberikan peningkatan kunjungan wisatawan ke Kota BAtam dengan adanya dukungan seluruh pihak terutama pihak yang terkait dengan pariwisata. Terbukti acara pagelaran malam itu seluruh stake holder pariwisata memberikan apresiasi yang tinggi untuk kesuksesan acara tersebut.

Bukan hanya peragaan tersebut bukti dari dukungan Pemko Batam dalam pelestarian batik, beberapa waktu lalu Pemerintah Kota Batam dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan mematenkan 10 motif batik Melayu Kepulauan Riau yang coraknya dikembangkan dari khasanah tanaman dan hewan laut. Motif batik Melayu Kepri-Batam yang sedang dipatenkan meliputi Jurai Bersanding, Bunga Semayang, Kuntum Bersanding, Kuntum Berendam, Bunga Kundur, Awan Menjulang, Rajung Bersusun, Awan Larat, Periuk Kere, dan Bunga Hutan. Pematenan motif batik ini, ujar Kadis Disperindag Ahmad Hijazi, akan terus berlanjut, bukan hanya pada motif-motif, melainkan juga pada pola pakaian batik khas Melayu Kepri-Batam. Kerajinan batik harus dilestarikan secara berkesinambungan dan terus-menerus.

Perlombaan dan peragaan busana itu sendiri melibatkan 120 model dari sekolah model Siluet yang dikomandani Silvi. Pada kesempatan tersebut Silvi memberikan masukan kepada Kadis Pendidikan untuk memasukkan keterampilan membatik sebagai ekstrakulikuler sebagai penanaman seni batik mulai usia dini. Perlombaan dibedakan tiga kategori, kategori A usia 3-7 tahun, kategori B usia 8-12 tahun dan kategori C usia 13, remaja dan umum. Seluruh model memberikan penampilan terbaik mereka diatas catwalk. Pemenan lomba mendapatkan tropi, dan hadiah dari Walikota Batam. Di penghujung acara Ahmad Dahlan meminta Kepala Dinas/Badan dan bagian yang hadir dalam acara tersebut untuk berjalan diatas Catwalk untuk memperagakan busana yang mereka kenakan. Penampilan mereka dinilai dan penampilan terbaik diberikan penghargaan batik sutra hasil karya pembatik Batam. Riginoto Wijaya ditetapkan sebagai pemenang pada kesempatan tersebut. Bukan hanya para model dan tamu undangan yang mengenakan batik pada saat itu, bahkan pengunjung Mega Mall kebanyakan mengenakan batik.
Pemenang perlombaan untuk kategori A dengan nomor pendaftaran 21,13 dan 30 berturut-turut juara satu sampai dengan tiga.Kategori B dengan nomor dada  9, sebagai juara pertama, nomor dada 30 sebagai juara kedua dan nomor dada 11 sebagai juara ketiga. Untuk kategori C juara ketiga dengan nilai 900 dengan nomor dada 8, juara kedua dengan nilai 995 diperoleh nomor dada 50 dan juara pertama dengan nilai 1030 di menangkan oleh nomor dada 19. Sebagai juara umum dimenangkan pemilik nomor pendaftaran 13.

Turut hadir Kepala Dinas Pendidikan Muslim Biddin, Kepala Badan Pertanahan Buralimar, Kepala Dinas Pariwisata Guntur Sakti, Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat Husnul Hafil, Kepala Bagian Humas Yusfa Hendri, Ketua IMA Riginoto Wijaya,  Batam Tauris Endrico Moreno, Ketua ASITA Rajaguguk, Perwakilan Pariwisata Otorita Batam Rahman Usman. (*humas_crew/nn)

**foto lainnya :

batik2-dER