VEGETARIAN3BATAM – Hasil penelitian Food and Agricultural Organisation (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dirilis 29 November 2006 dengan judul “Livestock’s Long Shadow – Environmental Issues and Options” (Dampak Panjang Peternakan – Isu dan Opsi Lingkungan Hidup) menyimpulkan memelihara ternak mengakibatkan lebih banyak gas rumah kaca daripada mengendarai mobil. Peternakan dunia merupakan salah satu kontributor utama gas metana, nitro oksida dan karbondioksida terhadap pemanasan global.

Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Syamsul Bahrum mewakili Walikota Batam Ahmad Dahlan membuka kongres Vegetarian dan Lingkungan Hidup se- Asia Pasifik yang berlangsung selama 5 hari dari tanggal 4-10 November di Vihara Duta Maitreya Sungai Panas. Dalam sambutannya Syamsul berharap kongres yang dihadiri para ahli tersebut dapat memberikan pengetahuan tentang lingkungan hidup dan kesehatan bagi seluruh peserta kongres. “Pemanasan global sudah menjadi masalah serius di dunia. Bencana, seperti gempa bumi, terkait juga dengan masalah pemanasan global. Oleh karena itu, upaya mencegah dan mengurangi pemanasan global untuk menyelamatkan planet Bumi sangat penting.” katanya.

Kongres Vegetarian Asia pertama digelar di India , kongres kedua di Thailand dan kongres ketiga digelar di Taiwan . Digelarnya kongres di Indonesia ini merupakan kerja keras dari Indonesia Vegetarian Society atau IVS. Yang membanggakan lagi, konggres ini bakal digelar di Batam, dimana momennya sangat pas menyambut Visit Batam 2010.

Kongres se-Asia Pasifik ini dihadiri oleh aktivis dari 20 negara (termasuk China, Jepang, Korea, India, Iran, Dubai, Inggris, Prancis, Belgia, dan Nigeria), dan 50 cabang IVS. Ini merupakan forum ilmiah vegetarian dan lingkungan hidup internasional pertama dalam sejarah Indonesia .

Ini juga akan menjadi forum lingkungan hidup berwawasan vegetarian dunia pertama kali yang akan dihadiri oleh Ketua Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim PBB (IPCC), yang juga Pemenang Nobel Perdamaian 2007, Dr. Rajendra K. Pachauri. Di forum ini juga akan berbicara Dr.Pichai Tovovich, wakil presiden Asosiasi Konstitusi dan Parlemen Dunia, Prof. Art-Ong Jumsai, seorang mantan ilmuwan NASA, Prof. Duo Li, editor Asian Pacific Journal of Clinical Health, serta Dr. Abdol Ghaffar Ebadi, akademisi sebuah university Iran dan presiden Vegetarian Society of Iran. Sejauh ini sudah ada 39 pakar dari berbagai disiplin ilmu telah mendaftarkan diri untuk berbicara.

Seorang pembicara dari Inggris Tony Deep mengatakan vegetarian dapat menyelamatkan lingkungan.Menurut dia, dengan tidak membunuh hewan, maka ruang hidup manusia menjadi lebih luas, karena peternakan membutuhkan lahan yang relatif besar.

Ia menyatakan, ruang hidup manusia sempit karena harus berbagi dengan peternakan hewan, maka manusia mencari jala untuk memperluas lahan hidup, dengan melakukan hal-hal yang dapat merusak alam.

Gaya Hidup Sehat Alami dan Ramah Lingkungan yang dijalankan oleh Kelompok Vegetarian sejalan dengan semangat dunia “Back to Nature” atau kembali ke alam, dimana menpromosikan kembali penggunaan bahan pangan lokal yang sehat, seimbang dan sesuai dengan budaya setempat, sangat kami dukung. Karena dengan pola konsumsi yang menggunakan bahan nabati, akan menghindari konsumsi kolesterol dan lemak jenuh. Namun perlu diperhatikan sumber bahan makanan spesifik untuk pemenuhan seluruh kecukupan zat gizi, karena ada beberapa zat gizi tertentu yang penting untuk metabolisme tubuh tetapi tidak terdapat pada pangan nabati. Dengan demikian saya mengharapkan pada kongres ini, juga dapat memberikan informasi tentang bahan makanan atau pangan spesifik yang dapat menjadi sumber zat gizi pilihan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan gizi individu. Hal tersebut merupakan materi yang disampaikan salah satu pembicara dalam kongres tersebut.

(*humas_crew/nn)