BATAM – Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan bersama dengan Wakil Wali Kota Batam, Ria Saptarika meresmikan sejumlah proyek fisik di lingkungan Pemerintah Kota (Pemko) Batam pada Kamis (4/3). Peresmian proyek fisik tahun anggaran 2009 ini dipusatkan di Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) yang ditandai dengan pengguntingan pita oleh Dahlan. Wako juga menandatangani 14 prasasti yang terdiri dari prasasti bangunan sekolah, kantor kelurahan dan Gedung LAM. Proyek fisik tahun 2009 yang diresmikan tersebut lebih kurang berjumlah 178 proyek. Diantaranya proyek fisik yang akan diresmikan ini yakni proyek yang terdapat di Dinas Pekerjaan Umum (PU), Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Sekretariat Daerah Kota Batam, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam dan Dinas Tata Kota. Di Sekretariat Daerah sejumlah proyek yang akan diresmikan yakni tiga unit kantor lurah, masing-masing kantor kelurahan Baloi Permai, kantor kelurahan Bukit Tempayan dan kantor kelurahan Sei Langkai. Di DPRD Batam, proyek fisik tahun 2009 yang akan diresmikan yakni Mushalla DPRD Batam dan garasi pimpinan DPRD Batam.

Ketua Pelaksana, Maaz Ismail yang juga Asisten Administrasi Umum (Adum) melaporkan bahwa proyek yang diresmikan diantaranya terdapat Dinas Perhubungan berupa proyek rehabilitasi total pelabuhan rakyat Sekupang dan pelabuhan rakyat Belakang Padang. Untuk pelabuhan rakyat Sekupang panjang pelantar 78 meter dengan anggaran sebesar Rp1,140 miliar. Kini kondisi pelantar Sekupang sudah jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Masyarakat yang pulang pergi Belakang Padang-Batam kini tidak perlu khawatir lagi pelantar ambruk. Tidak hanya pelantar Sekupang yang direhabilitasi, pelantar di Belakang Padang juga direhabilitasi.

Pelantar yang dibangun sepanjang 200 meter ini telah rampung dikerjakan dan sudah bisa dilewati oleh masyarakat Belakang Padang yang ingin bepergian ke Batam. Sama dengan pelantar di Sekupang, pelantar ini dilengkapi dengan loket penjualan tiket. Sedangkan untuk pelantar yang ada di Belakang Padang dilengkapi dengan fasilitas parkir dan Mushalla. Nilai proyek pembangunan pelantar di Belakang Padang sebesar Rp1,682 miliar. Kemudian pembangunan shelter tiga unit, salah satunya di depan SPBU Jodoh dan sepulu pangkalan percontohan yang diantaranya dibangun di Sekupang.

Di Dinas Pendidikan Pemko Batam, proyek yang akan diresmikan sebanyak tujuh unit. Terdiri dari SMP tiga unit, SD dua unit dan asrama siswa dua unit. Adapun unit sekolah yang dibangun yakni SDN 006 di Tanjung Uncang terdiri dari enam kelas. SMPN 36 di Kampung Becek yang terdiri dari enam kelas sedangkan secara keseluruhan terdapat 21 ruangan di sekolah itu. Dari enam kelas yang ada, baru empat kelas dengan jumlah siswa keseluruhan sebanyak 145 orang. Kemudian SMPN 37 terletak di Tembesi dan SMPN 38 terletak di Tanjung Uncang dengan jumlah kelas enam lokal dan murid sebanyak 118 orang. Selain USB, pada tahun anggaran 2009 Disdik juga membangun asrama siswa di Pulau Buluh dan SMK 1 Batu Aji.

Di Dinas PU, proyek yang akan diresmikan pembangunan jalan Taman Kota di Baloi, beberapa unit jembatan dan pemasangan 5.500 titik lampu penerangan jalan umum. Proyek lain yang akan diresmikan hari ini adalah Lembaga Adat Melayu (LAM) yang terletak di Batam Centre. Di tingkat kecamatan, proyek fisik yang diresmikan sepuluh unit gedung serbaguna, dua balai pertemuan, satu sanggar seni di Kelurahan Sambau, pembangunan pelintas air.

Untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar dan lanjutan yang memadai bagi masyarakat Batam, Pemko Batam melalui Dinas Kesehatan juga telah membangun beberapa fasilitas seperti dua unit Puskesmas Pembantu yang dibangun di pemukiman padat penduduk dan jauh dari akses sarana kesehatan dasar dan lanjutan, sepuluh unit Posyandu, dan satu unit Polindes di Pulau Seraya Kelurahan Batu Legong.

Wako dalam sambutannya mengungkapkan peresmian proyek yang dikerjakan Pemko Batam baru dilaksanakan dua tahun terakhir. Dipusatkannya peresmian proyek disatu tempat bertujuan untuk menghemat anggaran. Karena itu lah dipilih Gedung LAM sebagai tempat peresmian proyek fisik tahun 2009. Dengan diresmikannya Gedung LAM, diharapkan ke depan gedung ini dapat menampung segala kebudayaan yang ada di Kota Batam. Untuk teknis pengelolaan gedung LAM ini sendiri, menurutnya akan dibahas lebih lanjut antara Pemko dan LAM Kota Batam. Gedung LAM ini sendiri merupakan gedung yang  peresmiannya tertunda.

Gedung yang telah dikerjakan sejak tahun 2002 ini dikerjakan selama tujuh tahap dengan anggaran sebesar Rp17,892 miliar dari anggaran semula mencapai Rp23 miliar. Dahlan mengatakan sebelum menyerahkan pengelolaannya kepada LAM Kota Batam, terlebih dahulu akan dilakukan kajian hukumnya.

“Ada UU yang mengaturnya mengenai pengelolaan aset milik Negara. Kita akan pelajari apakah dibenarkan pengelolaan dilakukan oleh LAM atau tidak. Untuk itu kita akan konsultasi dengan Mendagri,” paparnya.

Senada dengan Wako, Wawako mengatakan bahwa secara penamaan peruntukannya memang LAM. Untuk pengelolaannya akan dibahas lebih lanjut antara Pemko dan LAM. Nantinya di gedung tersebut akan dibuat museum melayu sehingga bisa menjadi salah satu tempat yang dapat dikunjungi. Peresmian sejumlah proyek tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat eselon II, III, camat, lurah dan tokoh masyarakat. Peresmian gedung LAM tersebut juga disaksikan oleh Ketua LAM Kota Batam, Imran AZ.

(crew_humas/dv)