HUMAS PROTOKOL BATAM– Jembatan Layang (Flyover) Simpang Jam sudah bisa dilewati oleh masyarakat Batam. Diresmikannya Flyover ini ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, Kamis (21/12). Usai menandatangani prasasti, Wali Kota bersama dengan Gubernur Provinsi Kepri, Nurdin Basirun melepaskan balon berwarna biru dan putih ke udara. Dilanjutkan dengan uji coba melintasi flyover oleh Wali Kota, Gubernur, Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad dan Kepala OPD diiringi komunitas pecinta otomotif Batam dan disaksikan oleh unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kota Batam.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IV Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Junaidi mengungkapkan bahwa pembangunan Batam merupakan salah satu fokus Kementrian PUPR. Kementrian PUPR menurutnya juga sudah melakukan kajian untuk membangun jembatan layang di Simpang Kepri Mall. Junaidi juga memuji jembatan layang Laluan Madani, termasuk jembatan tercantik dan terindah di Indonesia.
“Apalagi kalau dilihat dimalam hari, karena ornament melayuyang ada di dinding flyover akan menyala,” pujinya.
Wali Kota yang meresmikan jembatan layang Laluan Madani mengaku lega karena Batam telah memiliki flyover dan menurutnya flyover ini merupakan yang tercantik di Indonesia. Untuk mengurai kemacetan di Kota Batam rencananya pada Tahun 2018, Kementrian PUPR akan membangun flyover di Simpang Kepri Mall. Katanya, akan dibangun flyover fylover di lima persimpangan yakni FO Simpang Punggur (310 m), Simpang KDA (123 m), Simpang Kabil (430 m), Simpang Jam (165 m) dan Jalan Sudirman (150 m).
“Presiden juga telah menerbitkan Perpres untuk membangun jalan tol di Batam. Jalan Tol akan dibangun dari Batu Ampar-Muka Kuning-Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) sepanjang 25 Km,” katanya bangga.
Nantinya ruas tol tersebut akan ditawarkan sebagai jalan tol prakarsa badan usaha. Ruas tol ini merupakan salah satu proyek strategis nasional dalam Perpres Nomor 3 tahun 2016. Dijelaskan bahwa pembangunan tol dilakukan untuk meningkatkan kelancaran arus transportasi barang antara kawasan industri Muka Kuning, Pelabuhan Batu Ampar dan Bandara Internasional Hang Nadim. Disamping itu bertujuan mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di persimpangan akibat lampu merah, sekaligus memisahkan antara kendaraan berat dan kendaraan ringan demi kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan.
Trase jalan tol yang digunakan, menurut Junaidi, adalah trase jalan arteri yang sudah ada saat ini yang nantinya akan dilebarkan. Ia menjelaskan, untuk mempersiapkan jalan arteri Batu Ampar – Batu Besar sebagai jalan non tol yang berdampingan dengan jalan tol, Kementerian PUPR tengah melebarkan jalan tersebut menjadi 7 meter. Nantinya saat pembangunan jalan tol dilakukan lebar jalan akan menjadi 11,6 meter.(HP)