BATAM – Menteri Negara Singapura untuk luar negeri, Muhd Maliki Osman berkunjung ke Batam, Rabu (3/8). Kunjungan Kerja tersebut diterima Walikota Batam, Muhammad Rudi di ruang kerja Walikota.
Dalam kunjungannya, Menteri Negara Untuk Luar Negeri Singapura menyampaikan berbagai gagasan untuk mempererat hubungan diplomatic antara Singapura dan Indonesia khususnya Kota Batam. Berbagai kerjasama yang digagas antara lain pariwasata dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam.
Dalam paparannya, Menteri menyebutkan Batam merupakan daerah yang sangat dekat dengan Singapura. Tercatat dalam satu tahun kunjungan warga Singapura ke Batam mencapai satu juta orang. “Selain itu, Investasi terbesar Singapura ada di Batam,” katanya.
Menteri Negara Singapura juga mempertanyakan perbedaan Free Trade Zone (FTZ) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang diterapkan di Batam. Menurutnya, masih banyak pelaku usaha Sigapura yang berinvestasi di Batam kebingungan dengan regulasi tersebut. “Kami minta perincian dan dasar hukumnya supaya bisa disampakan pada pelku usaha,” imbuhnya.
Selain itu, ia juga berjanji akan mmembuka peluang yang lebih luas untuk kerjasama di segala bidang. Dengan demikian diharapkan dapat bermanfaat baik untuk Batam maupun Singapura. “mari kita bersama mencari peluang dan meningkatkan potensi yang ada untuk kebaikan bersama,” akunya.
Walikota Batam, Muhammad Rudi menyambut baik kedatangan menteri senior Singapura tersebut. Menurutnya ini merupakan momentum bagus untuk mencari peluang dan menarik investasi lebih banyak di Batam. “Apabila ada masalah tolong beri tahu. Selama wewenang ada di Pemko Batam, kami akan bantu selesaikan,” katanya.
Sementara terkait perubahan FTZ menjadi KEK, menurut Rudi masih dibahas di pemerintah pusat. Saat ini masih berlaku FTZ untuk pengembangan investasi di Batam. “Tahun depan akan dibuka kawasan Rempang dan Galang. Hal ini merupakan peluang bagus untuk peningkatan kerjasama Batam-Singapura,” tuturnya. *ev
