Fly Over Batam Berstandar Internasional

0
126

BATAM – Rencana pembangunan fly over atau jembatan layang di Batam mulai dikerjakan. Saat ini, pembangunan fisik tengah dikerjakan untuk fly over di Simpang Jam.

Pembangunan fly over dharapkan dapat mengurai kemacetan tertama di dua simpang yang akan dbangun fly overtersebut yakni simpang jam dan simpang kabil. Dua simpang tersebut merupakan simpang terpadat yang paling banyak dilalui kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

Kepala Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (Satket P2JN) Provinsi Kepri dari Kementrian Pekerjaan Umum, Yanto Apul Sirait mengatakan kedua fly over tersebut dibangun dari arah Batuampar menuju bandara. Pembangunann fly over di simpang jam dikerjakan mulai 17 Desember 2015. “Diperkirakan selesai pada 17 Nopember 2017,” katanya.

Fly over di Simpang Jam dibangun dua lajur masing-masing satu jalur dengan lebar lajur masing-masing 16,1 meter. Panjang jalan sepanjang 560 meter dan titik tertinggi 9 meter dari permukaan tanah. “Anggaran yang digunakan dari Angaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Kementrian PU sebesar Rp180 milyar,” papar yanto.

Ada yang berbeda dengan fly over di Batam. Karena wilayah Batam yang berdekatan dengan dunia inyternasional sehingga pembangunannya menggunakan bahan dan kualitas terbaik. “Dibuat berdasarkan standar internasional,” ungkapnya.

Dari hasil kajian timnya, sebut Apul, di Simpang Jam melintas sekitar 272.138 kendaraan baik motor atau mobil dalam sehari. Dengan jmlah ini, memang sudah layak di simpang tersebut untuk dibuat fly over. “Tujuannya untuk mengurai kemacetan,” imbuhnya.

Saat ini, sebutnya, hambatan yang ditemui pihaknya adalah utilitas seperti kabel listrik, pipa air dan gas yang berada di bawah tanah. Menurutnya, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak terkait seperti PT PLN, PT ATB, PGN, Telkom da lainnya terkait utilitas tersebut. “Sejauh ini tidak ada hambatan yang sangat berarti. Masalah utulitas sudah kita bicarakan bersama,” masih katanya.

 Keberadaan fly over sebutnya, memang bisa mengurai kemacetan. NAmun apabila jumlah kendaraan selalu bertambah maka dampaknya tidak terlalu signifikan. Kementrian PU, sebutnya akan membangun fly over di simpang lain selain dua simpang tersebut. “Idealnya memamg di semua simpang. Namun akan berhenti apabila ada kebijakan lain seperti transportasi masal yang jelas bisa sangat mengurangi kemacetan,” sebut Yanto.

Selama pembangunan, tentu masyarakat akan terganggu. Namun, untuk mengurangi ketidaknyamanan pengguna jalan selama pengerjaam, kementrian PU membangun jalan di samping sebagai jalan alternatif. “Kita juga usahakan bekerja secepat mungkin supaya warga tidak terganggu terlalu lama,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pu Kota Batam, Yumasnur mengatakan pembangunan fly over ini merupakan kebutuhan masyarakat Batam. Pemko Batam telah berkoordinasi dengan BP Batam, Pemerintah Provinsi dan Kementrian PU terkait pembangunan fly over. “Pembangunan fly over mulai diusulkan sejak 2004 lalu,” katanya.

Menurut Yumasnur, dengan dibangunnya dua fly over tersebut bisa mengurangi kemacetan di Kota Batam. Untuk kendaraan dari arah Batuampar menuju Bandara bisa langsung lewat atas. “Jalan yang dibawah tetap difungsikan dan tentunya bisa mengurangi kemacetam,” ungkapnya.

Yumasnur menjelaskan, karena di Bangun di tanah Melayu, fly over ini tentu akan mendapat sentuhan ornamen melayu.

Sementara, itu untuk fly over di Simpang Kabil masih dalam proses. Fly over tersebut mempunyai ukuran yang sama dengan fly over di Simpang Jam dan menelan anggaran Rp200 milyar direncanakan pembangunan dimulai Agustus 2016.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here