Fuel Card Sebagai Solusi Pengendalian Solar Bersubsidi

0
273

Peluncuran Fuel cardBATAM – Pemerintah Kota (Pemko) Batam bekerjasama dengan PT. Pertamina dan bank BRI meluncurkan fuel card, Kamis (18/9) di SPBU Vitka, Tiban. Kartu ini berfungsi sebagai kartu pengendali pembelian solar bersubsidi.

Fuel card merupakan pengganti kartu survey yang sudah beredar sebelumnya. Banyak beredarnya kartu survey palsu, membuat Pemko Batam dan PT pertamina berinovasi merubah kartu survey menjadi fuel card.

GM elektronik banking BRI, Imam Subowo mengatakan aplikasi ini merupakan hasil dari dua perusahaan BUMN yang bersinergi. Fuel Card adalah uang elektronik yg dikeluarkan BRI berbasis kartu. Tidak ada batas waktu dan kadaluarsa.

Fuel card seperti kartu telepon berpulsa dan dapat diisi ulang. Saat membeli, pemegang fuel card tinggal tapping di alat yang sudah disediakan di SPBU-SPBU. “Kartu ini dapat diisi ulang, tapi tetap pemakaiannya dibatasi per hari,” katanya.

Dalam penerapan kartu ini, kendaraan biasa hanya boleh mengisi 30 liter solar bersubsidi per hari. Walaupun memiliki deposit yang banyak dan berpindah SPBU, tetapi pemegang kartu tidak dapat membeli di atas batas yang telah ditentukan.

Direktur pemasaran dan niaga PT. Pertamina, Hanung Budya mengatakan fuel card merupakan program kelanjutan pengendalian BBM yang merupakan inisiatif Pertamina dan Pemko Batam lewat kartu survey. “Setelah kartu survey bisa mengefektifkan bbm bersubsidi maka inovasi ini dilahirkan. Hal ini untuk mengganti kartu survey yang rentan dipalsukan,” katanya.

Solar bersubsidi hanya dibeli oleh yang berhak. Hal ini butuh payung hukum dari pemerintah. Pemko batam sudah keluarkan instruksi, solar bersubsidi hanya bisa dibeli oleh yang memiliki kartu survey maksimal 30 liter per hari.
“Fuel card untuk mengurangi bocornya bbm bersubsidi khususnya solar karena digunakan oleh industri yang tidak berhak dapat solar bersubsidi,” paparnya.

Batam merupakan pilot project pelaksanaan fuel card. Setelah uji coba di Batam akan dilanjutkan di Kabupaten Bintan, Tarakan dan dilanjutkan kota-kota yg sudah punya payung hukum serupa. “Dalam satu tahun sudah rolling out seluruh Indonesia,” imbuhnya. 

Menurut Hanung, penyimpangan bbm bersubsidi karena adanya disvarietas harga yang besar. Solar non subsidi sebesar Rp.12 ribu dan solar subsidi sebesar Rp.5.500. “Diharapkan solar bersubsidi dan non subsidi perbedaannya tidak terlalu besar. Sambil menunggu hal tersebut, diterapkan lah fuel card,” masih katanya.

Wawako Batam, Rudi mengatakan masalah solar bersubsidi sudah menjadi masalah mengakar di Batam. Dengan adanya fuel card diharapkan bisa menyelesaikan masalah solar di Batam. “Pemko Batam berharap dalam dua bulan kedepan seluruh SPBU sudah menerapkan hal ini,” katanya.

Dengan adanya fuel card, mudah-mudahan bisa mengurangi luka masyarakat yang sulit dapat solar subsidi. Pihak Pemko Batam dan kepolisian juga tidak perlu repot menjaga SPBU di Batam.  “Diharapkan subsidi tepat sasaran bisa diterapkan,” 

Seluruh data kendaraan pengguna solar sudah ada d BRI dari pengguna kartu survey lalu. 8900 kendaraan di Batam pemegang kartu survey. Kartu survey tinggal ditukar di kantor BRI dan bisa langsung digunakan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here