BATAM – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Batam menggelar seminar dalam rangka memperingati Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-42 tingkat Kota Batam. Seminar bertema “Tantangan Pedofilia Bagi Masyarakat Industri Modern” ini digelar, Rabu (14/5) di Hotel Planet Holiday.
TP PKK Kota Batam akan mengundang Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) DR. Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto, Erry Syahrial dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kepri danKanit PPA Satreskrim Polresta Barelang Iptu Retno Ariani sebagai narasumber kegiatan tersebut. Acara ini akan dihadiri sekitar 500 orang peserta dari Unsur Forum Komunikasi Pimpina Daerah (FKPD), Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemko batam, Kpala Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/Taman Kanak/kanak (TK), SD, SMP dan SMA, organisasi wanita se-Kota Batam, Organisasi BUMN seperti Pertamina dan PLN, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak Provinsi Kepri, Kepala Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Provinsi Kepri, Kepala Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, TP PKK Provinsi Kepri, TP PKK Kecamatan dan kelurahan se-Kota Batam.
Ketua Panitia, Ny. Erdawati Firmansyah mengatakan TP PKK Kota Batam menggelar acara ini dengan tujuan diantaranya untuk meningkatkan pemahaman segenap jajaran Tim Penggerak PKK , masyarakat dan seluruh komponen bangsa tentang keberadaan, tujuan, program dan kegiatan PKK. Selain itu juga dalam rangka memberdayakan dan meningkatkan motivasi dan kesadaran kader PKK serta masyarakat untuk lebih tahu, mau dan mampu melaksanakan program-program PKK serta terus aktif mendukung kegiatan PKK. “PKK merupakan motivator agar keluarga Indonesia jadi instrumen dalam mengisi pembangunan untuk menciptakan manusia yang handal,” katanya.
Peran keluarga, sebut Erda sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan berkeluarga. Oleh karena itu, keeradaan PKK yang merupakan ujung tombak dari tingkat bawah pemerintahan. “Salah satu tujuan PKK yakni mewujudkan keluarga yang sehat, sejahtera dan mandiri,” katanya.
Ketua TP PKK Kota Batam dalam sambutan tertulis Ketua TP PKK Pusat, Vita Gamawan Fauzi, mengatakan bahwa peringatan ini tidak sekedar untuk menciptakan kemeriahan sesaat, tetapi lebih memberikan makna dan ungkapan rasa syukur atas kiprah dan karya nyata gerakan PKK selama ini.
“Peringatan seperti ini memberikan motivasi dan semangat bagi kader PKK agar terus giat melaksanakan tugas dan fungsinya yang utama yaitu berusaha memberdayakan dan mensejahterakan keluarga,” kata Vita.
Menurutnya PKK juga harus terus berupaya untuk mewujudkan ketahanan keluarga. Vita mengharapkan kepada Gubernur, Bupati, dan Walikota selaku Ketua Pembina TP PKK, untuk memberikan andil dan turut serta ambil bagian dalam upaya meningkatkan dan mensejahterakan para keluarga menuju masyarakat maju dan mandiri guna mewujudkan hari esok yang lebih baik.
Menurut Ny. Mariana, pihaknya menggelar seminar ini karena kepedulian PKK terhadap anak-anak, generasi penerus bangsa. Hal ini dilatarbelakangi banyaknya kasus kekerasan seksual pada anak-anak seperti yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, bahkan di Batam sendiri. “Bnayak ibu-ibu yang khawatir dengan keselamatan anaknya. Kejadian ini terjadi bahkan di tempat yang dianggap aman yaitu sekolah,” katanya.
Walikota Batam, Ahmad Dahlan mengatakan Pemerintah Kota Batam menyambut baik dan mendukung kegiatan seminar ini. Terlebih dengan tema “Tantangan Pedofilia Bagi Masyarakat Industri Modern” memang sangat tepat dengan kondisi Batam. Menurutnya, dengan kasus kekerasan Seksual yang melibatkan anak-anak seperti yang terjadi di Jakarta dan Tasikmalaya, banyak orang tua di Batam yang cemas dan takut hal tersebut akan menimpa anaknya. “Di Batam, banyak orang tua khususnya para ibu yang bekerja sehingga kurang bisa memantau perkembangan anaknya,” katanya.
Dalam paparannya, Erry Syahrial menjelaskan kasus-kasus kekeran seksual pada anak menempati urutan pertama dari berbagai kasus kejahatan yang melibatkan anak-anak. “Yakni sebesar 30-40 persen,” katanya.
Menurutnya, kasus-kasus kekerasan seksual yang terjad di Tempat Penitipan Anak Charitas menjadi bahan perbincangan karena berbarengan dengan mencuatkan kasus serupa di Jakarta Internasional School. Padahal, kata dia, berbagai kasus serupa di Batam sudah terjadi jauh sebelum kasus tersebut mencuat. “Seperti kasus guru yang mensodomi muridnya di SD di Batubesar pada 2012, kasus kepsek SMPN 28 yang mencabuli siswinya serta staf sekolah yang mencabuli siswi TK Eduland,” paparnya.
Berbagai upaya perlindungan terhadap korban antara lain aparat penegak hokum yang memproses sampai memvonis pelaku, KPAID dengan upaya preventif seperti sosialisasi, perlindungan korban, pendampingan dan advokasi serta pihak sekolah yang menerapkan konsultasi serta dukunganterhadap korban. “Selain itu perlu peran serta orang tua, masyarakat dan lingkungan dalam upaya perlindungan terhadap anak,” sebut Erry.
Iptu Retno Iriani menjelaskan pihak kepolisian memberikan bantuan hukum terhadap korban kekerasan seksual khususnya anak-anak. “Beberapa bantuan kepada korban yakni konseling serta korban yang sakit akan dirujuk ke Rumah Sakit,” katanya.
Hukum, sebutnya sudah mengatur perlindungan anak dalam Undang-Undang Perlindungan anak. Dengan adanya UU itu, menjamin hukuman bagi pelaku kekerasan kepada anak.
Sementara Kak Seto memaparkan pentingnya “Mendidik Dengan Cinta”. Dalam paparannya, Seto mengajak para orang tua untuk mengajari anak-anak tanpa kekerasan dan tidak ada paksaan supaya kreativitas anak-anak lebih terasah. “Bayangkan kalau Mozzart dipaksa orang tuanya ikut Indonesian Idol dan Maradona dituntut mendapat nilai matematika seratus, tentu mereka tidak akan menjadi seperti sekarang,” katanya.
Kak Seto mengatakan anak-anak seharusnya belajar dalam kondisi yang menyenangkan. Anak yang mendapatkan nilai jelek bukan semata-mata anaknya yang bodoh tapi bisa jadi karena lingkungan yang tidak menyenangkan. “Monitor anak bukan dari aspek akademis saja melainkan aspek afektif seperti emosi dan perasaan anak,” imbuhnya.
Kak Seto mengajak orang tua untuk lebih memberikan contoh daripada memeraintah. Menurutnya anak-anak sangat kreatif dan merupakan peniru yang ulung. Dunia anak adalah dunia bermain. “Anak-anak harus dapat kekuatan cinta, karemna anak-anak dimulai dengan cinta,” sebut Kak Seto.
Selain itu, dalam kesempatan ini juga akan diumumkan pemenang-pemenang berbagai lomba yang telah digelar TP PKK Kota Batam dalam menyambut dan memeriahkan HKG PKK ke-42.Lomba-lomba tersebut telah digelar sejak Januari 2014 yakni lomba 10 program PKK, Turnamen Volly Ball piala Ketua TP PKK Kota Batam, Lomba Busana Pengantin Melayu, Lomba berbalas Pantun, Lomba Pidato Penyampaian Aspirasi, Lomba Cipta Menu B2SA, dan lomba Gemarikan.