Konstitusi UUD 1945 Sejalan Dengan Ajaran Islam

0
209

BATAM – Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas) menggelar bedah buku “Syarah Konstitusi UUD 1945 perpektif Islam”, Selasa (18/10) di aula kantor Walikota Batam. Diskusi dan bedah buku ini menghadirkan sang penulis, KH. Masdar Farid Mas’udi.

Acara ini diikuti sekitar 400 peserta yang merupakan pejabat Pemko Batam, para Camat, lurah serta pimpinan organisasi masyarakat dan pondok pesantren se-Batam. Tema diskusi dan bedah buku ini yakni “Menolak Radikalisme NII, Menegakkan Pancasila-NKRI”

“Maksud dan tujuan acara ini yakni mengetahui bagaimana sejarah konstitusi UUD 1945 dalam perspektif islam. Hasil dari diskusi ini diharapkan dapat mengukuhkan hati kita untuk tetap teguh pada Pancasila dan NKRI,” kata asisten Pemerintahan Pemko Batam, Raja Supri.

Raja mengatakan para peserta yang hadir diharapkan mampu menyampaikan hasil diskusi pada bawahan, anak didik dan masyarakat. “Sehingga diharapkan tidak lagi ada gejolak di masyarakat khususnya mengenai radikalisme yang bertujuan memecah belah NKRI,” sebutnya.

Sebagian di kalangan masyarakat masih ada yang mempunyai anggapan bahwa UUD 1945 sebagai produk yang dihasilkan dari adobsi undang-undang dari negara penjajah yang bertentangan dengan Islam. Sebenarnya hal ini tidaklah benar, menurut Masdar Farid Mas’udi pancasila dan UUD 1945 sangat Islami alias tidak menyimpang dari Islam.

Menurutnya, Islam sebagai agama usniversal mempunyai tujuan untuk menciptakan perdamaian, kedamaian dan keadilan bagi seluruh umat manusia. Tujuan ini telah tertuang dalam pembukaan UUD 1945, maka tidak ada alasan untuk menolak  keberadaan UUD 1945, karena telah selaras dengan ajaran Islam.

Maka sebenarnya bagi mereka yang menolak keberadaan UUD 1945 dan NKRI dan ingin mendirikan Negara Islam di Indonesia, lebih banyak dikarenakan kurangnya pemahaman yang mendalam tentang UUD 1945. “Dalam Al-Qur’an dan hadits tidak ada Istilah Negara Islam , yang ada dalam fiqih, itupun  disebut Dar al-Islam yang mempunyai pengertian Islam boleh tumbuh dan berkembang di sana, maka itu sebenarnya lebih kepada sebutan sosiologis bukan ideologis” paparnya.

Wakil Walikota Batam, Rudi juga turut menghadiri diskusi tersebut. Menurut Rudi Islam di Indonesia sudah terdiri dari bermacam-macam aliran dan pemikiran. “Apabila dibiarkan, ditakutkan kita tidak tahu lagi akan dibawa kemana Negara ini,” katanya.

Rudi berharap, dengan diskusi ini dirapkan seluruh PNS Batam dan masyarakat Batam tidak terbawa aliran yang tidak sesuai dengan ajaran islam. “Diharapkan bagi peserta yang hadir juga ikut menyampaikan pada masyarakat. Dengan mengikuti diskusi ini, semoga bisa lebih memahami syariah Islam dan bisa membawa kita kea rah yang lebih baik,” imbuh Rudi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here