BATAM – Walikota Batam, Ahmad Dahlan menggelar pertemuan dengan pengelola Pelabuhan Ferry Internasional Batam Center, Bea Cukai, Kepolisian, Imigrasi Dinas Perhubungan dan Dinas Periwisata, Selasa (5/7) di kantor pengelola Pelabuhan Ferry Internasional Batam Center. Pelabuhan paling padat ini dirasa perlu perbaikan dan pengembangan.
Walikota Batam Ahmad Dahlan mengatakan pertemuan itu digelar mengingat seringnya keluhan dari masyarakat apalagi saat peak season (waktu liburan). “Keluhan seperti penumpang yang tak terangkut dikarenakan membludaknya penumpang dari dan ke Singapura sangat tinggi setiap liburan atau akhir pekan,” katanya.
Dahlan menyebutkan pelabuhan tersebut bersama dua pelabuhan lainnya yakni Sekupang dan Harbour Bay merupakan pelabuhan terpadat di Batam. Pelabuhan internasional sebagai gateway wisatawan internasional ke Batam. “Sehingga harus dibenahi dan dibuat perencanaan yang matang untuk pembangunan kedepan,” sebutnya.
Mantan Humas Otorita Batam (OB) ini menjelaskan, khusus untuk pelabuhan internasional Batam Center, Pemko Batam tengah berkoordinasi dengan Otorita Batam (OB) untuk pembangunan dan peningkatan layanan. “Namun mearah mana pembangunannya masih dibahas. Pengembangannya disesuaikan dengan tren peningkatan jumlah penumpang,” paparnya.
Menurut Wako, pihak Bea Cukai menyarankan untuk memasang Circuit Closed Television (CCTV) di areal pelabuhan. Hal ini untuk menjamin keamanan di kawasan tersebut. “SEhingga apabila terjadi penyelundupan atau kriminalitas, bisa terekam,” jelasnya.
Dahlan juga menjelaskan, kini tarif Visa on Arrival (VoA) kembali menjadi 10 dollar Amerika untuk setiap orang per 1 Juli 2011. Tidak seperti peraturan yang lama, kebijakan tarif tunggal Visa on Arrival (VoA) 25 dolar AS untuk masa tinggal turis asing hingga 30 hari di Indonesia. “Padahal, kata dia, kebanyakan turis datang ke Batam untuk tinggal sekitar tiga hari. Bahkan ada yang datang pagi, pulang sore, membayar 25 dollar Amerika cukup memberatkan,” imbuh Dahlan. (humas_crew/ev)
