Sufisme dan Pengembangan Wisata Ziarah di Batam

2
205

keg Staf Ahli YR f;ader.jpgsuasana seminar sufisme ader.jpg (1)BATAM – Ziarah merupakan tradisi sebagian besar masyarakat untuk mengunjungi makam keluarga atau tokoh yang dianggap berperan penting dalam sejarah hidupnya dan sejarah masyarakatnya. Ziarah sudah menjadi fenomena tersendiri yang unik bagi masyarakat Muslim. Tidak hanya Muslim Indonesia tetapi di seluruh dunia. Fenomena ziarah Islam di Batam juga cukup besar dan sudah dilakukan secara tradisional dari waktu ke waktu sampai sekarang. Ziarah di sini dimaksudkan bukan dalam arti sempit hanya mengunjungi makam akan tetapi mengunjungi Masjid yang bersejarah, dan terkenal memiliki arsitektur bagus atau memiliki kegiatan yang unik, serta mengunjungi lembaga/institusi Islam, seperti pondok pesantren. Ziarah seperti ini sudah sering dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia .

Dalam rangka meningkatkan kunjungan wisata ke Batam, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam bekerjasama dengan Jaringan Prakarsa Masyarakat Madani (JPMM) mengadakan Seminar Internasional “Peran Sufisme dalam Rangka Pengembangan Wisata Ziarah di Indonesia dan Asia Tenggara (11/07) di Hotel Nagoya Plaza .

Ketua pelaksana Ahmad Shodik Nur mengatakan bahwa peserta seminar tersebut tidak hanya diikuti masyarakat Batam dan Jakarta bahkan ada peserta dari Singapura. Keseluruhan peserta kurang lebih 150 orang yang memadati ruang seminar Nagoya Plaza . Seminar hanya dilaksanakan satu hari dengan dua sesi, dengan pembicara Dosen Senior UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dr Srimulyati MA, Rektor UIN Sultan Syarif Kasim Pekan Baru Prof Dr H M Nazir, Pakar Universitas Islam Antarbangsa Malaysia Dr Anis Malik Toha, MA, Tokoh Masyarakat Singapura Sheikh Abdul Feroz, Kepala Dinas Pariwisata Batam Raja Muchsin, Ketua Batam Tourism Board Rahman Usman, yang masing-masing memberikan materi berhubungan dengan wisata ziarah sesuai dengan bidang masing-masing. Seminar tersebut dikemas dengan atraktif karena terdapat sesi tanya jawab antara peserta dan narasumber.

Staf Ahli Bidang Tata Kota, Yusron Roni yang mewakili Walikota Batam mengatakan dalam sambutannya bahwa banyak situs-situs Islam yang tersebar di tanah air, khususnya situs-situs Islam peninggalan kerajaan Melayu yang masih asri terawat seperti di Pulau Penyengat, Bengkalis ataupun di kompleks makam Kotto Tinggi dan Istana Sultan Siak, serta tempat-tempat lainnya diseluruh pelosok nusantara juga di negara-negara Asia serumpun yang kelak akan menjadi magnet wisata ziarah yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan peningkatan devisa, katanya diawal sambutannya.

Direktur Jenderal Pemasaran Departemen Pariwisata RI, Dr.  Sapta Nirwandar, yang  membuka acara secara resmi  sekaligus memberikan sambutan dalam seminar tersebut mengatakan dengan terselenggaranya seminar ini maka telah terjalin tali persaudaraan bangsa-bangsa di Asia Tenggara sehingga dengan demikian maka peran sufisme di Asia Tenggara lebih bersinergi, fatwa para sufisme tentang pariwisata khususnya wisata ziarah sangat dibutuhkan di Indonesia maupun di Asia Tenggara agar dapat menggerakkan aktivitas wisata ziarah di Indonesia maupun di Asia Tenggara.

Turut hadir Direktur Jenderal Pemasaran Departemen Pariwisata RI, Sapta Nirwandar, Staf ahli bidang tata kota Yusron Roni, Kepala Dinas Pariwisata Batam Raja Muchsin, Staf Dinas Pariwisata Batam, peserta seminar dari dalam dan luar negeri.

(*humas_crew/nn)

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here