Wako Instruksikan Seluruh Camat Awasi Obyek Penilaian Adipura

0
221

Libatkan Partisipasi Masyarakat Secara Aktif

Salah satu Gedung Sekolah yang sudah memenuhi target Bersih dan Hijau f; irwansyah bbh-one_9904

BATAM : Untuk kedua kalinya di tahun 2009, Tim Penilai Adipura yang terdiri dari unsur Pemerintah Pusat ditambah satu orang dari Pemerintah Provinsi Kepri dan dari perguruan tinggi/LSM kembali akan melakukan pemantauan tahap kedua di Kota Batam. Masing-masing anggota tim sudah melakukan penilaian sendiri-sendiri terhadap kriteria yang sudah ditetapkan dengan metodologi penilaian tersendiri sesuai dengan SK Menteri KLH RI. Hasil dari penilaian masing-masing anggota tim dianalisa dan digabung untuk mendapatkan penilaian akhir untuk Kota Batam yang biasanya disempenakan dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup sedunia medio Juni setiap tahunnya.Selanjutnya hasil penilaian tim tersebut harus dilaporkan kepada Tim Supervisi Pusat di Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dengan menjelaskan penilaiannya dilampiri dengan bukti-bukti valid yang diperlukan termasuk foto-foto obyek yang dinilai. Tim Supervisi Pusat akan mengevaluasi hasil Tim Penilai yang diperoleh dari daerah. Untuk membantu penilaian oleh Tim Penilai, disiapkan suatu paket komputer dengan menggunakan spreadsheet, sehingga anggota penilai  lebih mudah melakukan penilaian di lapangan untuk menetapkan skor.

Batam sebagai salah satu Kota Besar menghadapi permasalahan yang cukup kompleks dengan tingginya mobilitas ekonomi, bisnis dan bahkan masyarakatnya sehingga sangat berpengaruh terhadap penilaian obyek-obyek adipura dimaksud. Walaupun hasil penilaian tim dari Kementrian Lingkungan Hidup RI menunjukkan penurunan, Walikota Batam, Ahmad Dahlan optimis Batam akan mempertahankan kebersihan dan kehijauan lingkungannya masing-masing secara partisipatif dan koordinatif sekaligus mempertahankan Piala Adipura yang sudah dua kali diraih tersebut.

Dalam berbagai kesempatan, Walikota menegaskan perlunya komitmen dan upaya kontinu dari semua pihak termasuk masyarakat baik di perumahan, pertokoan maupun di lingkungan sekolah dan meminta semua SKPD yang ada di Lingkungan Pemko Batam dan juga instansi lainya untuk bersama-sama kembali berupaya mempertahankan piala Adipura sebagai lambang supremasi kebersihan dan kehijauan suatu daerah yang sudak tergolong baik.

“Yang perlu kita wujudkan secara kontinyu, adalah komitmen dan kebersamaan dengan menjadikan pola hidup bersih sebagai kebutuhan.Contohnya ketika melihat sampah maka  menjadi tangungjawab setiap individu untuk membersihkannya,’ ujarnya.

Dari pemaparan penilaian tahap pertama, hasil pemantauan 1 Periode 2008-2009 Perkembangan Kota Batam yang dinilai mulai tahun 2004 memiliki presentase 61,75 persen dan naik di 2005 menjadi 65,01 persen.Sedangkan tahun 2006 turun sedikit menjadi 64,79 dan pada tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi 71,50 dan terus naik pada tahun 2008 menjadi 73,07. Namun  pada pemantauan tahan pertama di tahun 2009 turun menjadi 63,52 persen.

Untuk lokasi perumahan, lokasi yang paling kotor adalah Perumnas Sagulung. Untuk  kebersihan juga  masih kurang, terutama di perumahan Tanjung Riau Sekupang.Penghijauan juga masih perlu ditambah dan digiatkan lagi penanaman pohon penghijauan.

Kondisi fisik Tempat Pembuangan Sampah (TPS) masih memprihatinkan dan sampah masih berserakan di luar TPS yang terjadi di  Permukiman Tanjunguma, Lubuk Baja. Untuk itu dalam mengantisipasi hal tersebut, direkomendasikan agar dilakukan kerja bakti oleh warga setempat. Penanaman tanaman di dalam pot serta perbaikan TPS.

Untuk kategori jalan arteri, trotoar merupakan hal yang wajib, menurut SNI PU. Masih berupa tanah, kecuali Jl Engku  Putri dan Imam Bonjol. RTH di Jl Hang Tuah dan Yos Sudarso masih dapat ditingkatkan lagi. Drainase di hampir semua jalan, kecuali Jl Engku Putri dan Imam Bonjol, masih banyak gulma dan sampah.

Begitu juga Penanaman pohon (bukan bibit pohon) di lokasi-lokasi jalan yang masih kurang tanamannya. Karena wajib dan sesuai dengan SNI PU, maka trotoar jalan arteri di Batam harus dibenahi.

Untuk kategori pasar, Kebersihan dari sampah masih kurang, terutama di Pasar Tanjung Pantun, Samarinda, Puja Bahari dan Induk. Tempat sampah di Pasar Angkasa,Tanjung Pantun, Mitra Raya, Samarinda, Puja Bahari dan Induk masih kurang jumlahnya dan tidak layak untuk tempat sampah. Drainase di Pasar Angkasa, Mitra Raya, Sagulung, Tanjung Pantun, Samarinda, Puja Bahari dan Induk masih buruk kondisinya. RTH masih sangat kurang, terutama keteduhan untuk Pasar Mitra Raya, Tiban Center, Aviari dan Puja Bahari yang tidak ada (nilai 30), sedangkan penghijauan masih kurang di semua lokasi pantau. TPS di Pasar Mitra Raya, Aviari, Samarinda, Puja Bahari dan Induk masih kurang layak sebagai TPS.

Walikota Batam yang memimpin rapat dengan para Camat se Kota Batam yang didampingi Kadis Kebersihan dan Pertamanan, Kepala Bapedal, Kadis PU, Kadis Tata Kota dan Kadishub menyampaikan khusus untuk komplek pertokoan hendaknya Camat mengambil alih pengerahan massa, pemantauan serta menjaga kebersihan di kompleks tersebut dengan mengajak seluruh stakeholders yang ada di kompleks pertokoan/ pasar tersebut, sehingga dapat dijaga kebersihan dan sekaligus kehijauannya, kata Dahlan seraya mengistruksikan para bawahannya tersebut.

Merespons kondisi tersebut, pada hari sabtu (7/3) yang lalu , para Camat langsung mengajak partisipasi warga disekitar pemukiman dan pertokoan dengan bergotong royong serta menanam bunga pot didepan tokonya masing-masing. Camat Lubuk baja, Hj. Dece Awida Ria, AMP, mengatakan kegiatan yang digelar dengan mengikutsertakan masyarakat disekitar pertokoan tersebut sangat efektif dilaksanakan karena yang selanjutnya menjaga kebersihan dan kehijauan di lokasi tersebut juga adalah mereka yang melakukan kegiatan bisnis di sekitar lokasi tersebut, katanya.

Dari pantauan kami juga beberapa Camat lainnya juga sudah menggelar gotong royong seperti Camat Batu Aji, Drs. Achmad Arfah,  Camat Batam Kota, Junaidi, S.Sos, Camat Sagulung, Zulkifli, S.Sos yang menggerakkan seluruh masyarakat disekitar lokasi goro tersebut.

Dari lima  lokasi wajib (permukiman, perkantoran, pasar, sekolah dan puskesmas) hanya sekolah yang memiliki fasilitas pemilahan dan masuk dalam skala nilai sedang.

Untuk itu periode 2008-2009 direkomendasikan untuk komponen pemilahan sampah, yang dinilai baru fasilitasnya saja. Jadi untuk persiapan pemantauan tahap dua, agar diadakan fasilitas pemilahan sampah di lokasi pantau detail yang wajib ada.

(titan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here