Kebun Raya Batam Diresmikan

0
208

HUMAS PEMKO BATAM – Sempena Hari Jadi Batam (HJB) ke-189 Pemerintah Kota (Pemko) Batam meresmikan Kebun Raya Batam (KRB), Sabtu (22/12) di Nongsa. Peresmian KRB ini ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Walikota Batam, Muhammad Rudi, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Enny Sudarmonowati dan Dian Irawati, Kasubdit Penataan Bangunan dan Lingkungan Ditjen Cipta Karya Kementrian PUPR. Juga dilakukan penanaman Pohon Nibbung dan pelepasan burung merpati secara bersama.

Kebun Raya Batam dibangun di atas lahan seluas 85,66 hektar merupakan kawasan konservasi tumbuhan secara ex situ yang memiliki koleksi tumbuhan terdokumentasi dan ditata berdasarkan pola klasifikasi taksonomi, bioregion, tematik, atau kombinasi. Adanya KRB ini diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, wisata dan jasa lingkungan. Kebun Raya Batam mengambil tema “Konservasi Tumbuhan Pulau-pulau Kecil dan Pesisir”.

“Setelah menunggu cukup lama kurang lebih sepuluh tahun, akhirnya Kebun Raya Batam ini diresmikan. Salah satu tujuan dari KRB ini sebagai upaya untuk menyelamatkan tumbuhan di sekitar kita terutama tumbuhan asli yang ada di Kota Batam,” sebut Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Enny Sudarmonowati.

Ia mengatakan LIPI setiap tahunnya melaunching dua kebun raya dan dua kebun raya inisiasi. LIPI menurutnya akan terus menambah kebun raya di Indonesia sebagai ruang terbuka hijau perkotaan. Harapannya, dengan adanya KRB ini maka dapat meningkatkan kunjungan pariwisata di Kota Batam. Pemko Batam menurutnya bisa menjalin kerjasama dengan pelaku pariwisata yang ada di Kota Batam.

KRB ini diresmikan menurutnya karena sudah memenuhi 5 pilar yakni sebagai sarana konservasi tumbuhan, pendidikan lingkungan, penelitian dan ekowisata di Kota Batam. Kebun Raya Batam merupakan yang ke tiga diresmikan oleh LIPI selama tahun 2018. Dengan begitu jumlah kebun raya di Indonesia sebanyak 37 dengan rincian, 5 kebun raya milik LIPI, 35 dibangun oleh Pemda dan 2 dibangun oleh Perguruan Tinggi.

“Membangun KRB perlu komitmen dan perjuangan yang kuat. Tahun 2017 lalu, KRB ini sudah kita launching saat ini kondisinya sudah banyak perkembangan. Perbanyak koleksi sehingga ke depan kebun raya ini menjadi pusat konservasi tumbuhan pulau kecil dan pesisir. Selamat kepada KRB Batam, selamat menjadi bagian penting dari bagian kebun raya yang ada di Indonesia,” paparnya.

Setelah diresmikan menurutnya LIPI akan melakukan monitoring dan evaluasi setiap tahunnya ke Kebun Raya Batam. Ia berjanji untuk terus menambah jumlah tumbuhan koleksi di KRB. Terutama tanaman species endemik Batam yang berasal dari pulau kecil pesisir. Tidak menutup kemungkinan akan dilakukan pertukaran tanaman koleksi yang ada di KRB dengan kebun raya lainnya. Salah satu tumbuhan endemik Batam adalah pohon Nibbung selain Nephentes.

“Sebelum tumbuhan endemik ini diambil orang asing maka harus kita jaga sebelum punah. Seperti Nibbung saat ini kita sedang melakukan eksplore karena kita tahu Nibbung ini banyak manfaatnya,” ujarnya.

Dian Irawati, Kasubdit Penataan Bangunan dan Lingkungan Ditjen Cipta Karya Kementrian PUPR menuturkan Kebun Raya Batam salah satu kebun raya yang menjadi prioritas di bangun sejak tahun 2015 lalu. Kementrian PUPR mulai turut serta dari melakukan fasilitasi road map di lokasi KRB. Di tahun 2019 masih ada beberapa infrastruktur yang akan dibangun salah satunya embung. Bukti nyata dari pembangunan KRB ini salah satunya taman tematik yang ada di Kebun Raya Batam.

“Sejak tahun 2016 Pemda berkomitmen untuk membangun KRB dimulai tahun 2014 mempersiapkan DED. Di tahun 2017 kita membangun kantor pengelola, shelter, toilet, jalan utama dan saluran. Kita juga melakukan penataan jalan dan sanitasi,” katanya.

Walikota Batam, Muhammad Rudi dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada LIPI dan Kementrian PUPR yang telah menyelesaikan tugas pembangunan KRB sejak tahun 2008 lalu. Sebagai kepala daerah, Rudi saat ini gencar mempromosikan Batam sebagai kota wisata. Sebagai kota pariwisata maka Batam harus indah dan masyarakat harus menjaga infrastruktur yang ada agar sempurna.

“Saya punya tagar #BataMiliKita. Kalau kita sudah satu hati, maka Batam ini harus dijaga bersama-sama. Jaga kebersihan di Kebun Raya Batam ini, terutama masyarakat Nongsa harus menjaga karena Nongsa ini akan menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Batam,” urainya.

Kepada Association of the Indonesian the In Tours and Travel Agencies (ASITA) Rudi minta agar KRB ini dipromosikan sebagai salah satu tujuan wisata di Kota Batam. Pemko Batam menurutnya akan terus menambah tanaman koleksi di KRB sehingga KRB benar-benar menjadi indah. Awal tahun 2019 rencananya akan ditanam lima ribu bibit pohon, sehingga dalam saktu 10 hingga 15 tahun pohon sudah besar dan KRB menjadi lebih indah dan cantik.

Selain itu jalan di depan KRB juga akan dilebarkan, bahkan Pemko Batam berencana untuk membangun jalan pintas dari Batamcentre ke Nongsa. Sehingga masyarakat dari Kecamatan Bengkong dan Batuampar yang ingin ke Nongsa cukup memakan waktu 15 menit saja. Untuk pengelolaan KRB Pemko Batam telah membentuk Badan Layanan Umum (BLU).

“Akan dikelola oleh BLU dan untuk tahap awal ini belum kita tarik uang masuk ke KRB. Biar gratis dulu lah ya,” tuturnya.

Saat ini keseluruhan jumlah tanaman koleksi di KRB sekitar 2500-3000 jenis dan 10.000 bibit. Ke depan 30 hektar dari luas KRB akan dikembangkan sebagai wisata mangrove. Peresmian KRB dihadiri oleh kepala kebun raya di Indonesia, Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad, Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin, pimpinan OPD di lingkungan Pemko Batam serta camat dan lurah se Kota Batam. Anak-anak sekolah dan Pramuka juga turut memeriahkan peresmian KRB. Peresmian KRB semakin semarak dengan penampilan Isye KDI diakhir acara.(HP)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here