Hemat Air Sebelum Krisis Air Terjadi

0
244

HUMAS PEMKO BATAM– Wakil Wali Kota (Wawako) Batam, Amsakar Achmad mengimbau agar masyarakat Kota Batam dapat menghemat air dengan menjaga daerah resapan air, melakukan kegiatan penghijauan dan memperhatikan kegiatan cut and fill agar ketersediaan air bersih di Kota Batam tercukupi. Hal ini disampaikan Wawako saat memberikan sambutan dalam acara Top 50 Key Account Customers yang diselenggarakan PT. Adya Tirta Batam, Rabu (4/7) di Hotel Aston. Yang tak kalah pentingnya harus dipikirkan adalah bagaimana pengelolaan air di Kota Batam setelah Konsesi antara PT. ATB selaku pengelola air bersih dengan BP Batam berakhir pada 2020 mendatang.

“Jangan sampai setelah konsesi  berakhir produksi air bersih menukik ke bawah karena ini merupakan persoalan yang krodith dan perlu segera diurai,” katanya.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah cadangan air bersih yang ada di Kota Batam. Menurutnya cadangan air bersih yang berada diangka 100 liter per detik ini cukup mencemaskan. Ia mengimbau bagaimana permasalahan ini sama-sama diatasi sedini mungkin. Atas terselenggarakan acara tersebut Wawako memberikan apresiasi dan menyampaikan permohonan maaf karena selama dua tahun empat bulan memimpin bersama Walikota banyak program unggulan yang dilaksanakan untuk mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi Batam yang belum signifikan.

“Salah satu program dengan melakukan pembenahan jalan. Harapan kami ATB memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Batam ke depannya,” katanya.

Wawako mengatakan bahwa ATB merupakan badan usaha yang cukup membanggakan dan peka terhadap aspirasi masyarakat. Banyak capaian yang telah dicapai oleh ATB dan selama ini banyak pihak yang telah berguru kepada ATB dalam pengelolaan air bersih. “ATB cukup punya nama dan saya bangga dan bahagia dengan itu,” pujinya.

Presiden Direktur PT. ATB, Benny Andrianto mengungkapkan jumlah pelanggan ATB sebanyak 261.512 pelanggan dan sekitar 13 ribu pelanggan mati suri. Terdiri dari 88 persen pelanggan rumah tangga dan 12 persen pelanggan komersial. Dari  261.512  pelangan tersebut ATB sudah melayani 99,71 persen di wilayah Batam dan sekitar 0,71 persen belum terlayani.

“Banyak kekurangan dan cacat yang harus diselesaikan. Gangguan air dalam waktu lima sampai enam bulan terus dialami diangka 0,06 persen dari seluruh pelanggan. Ada 1.768 penyambungan ilegal yang merugikan pelanggan lainnya. Akibat penyambungan illegal ini merugikan konsumen karena kami tidak bisa memberi subsidi kepada pelanggan rumah tangga,” jelasnya.

Yang perlu diwaspadai menurutnya adalah pada September 2019 air akan mengalami defisit. Solusinya harus berhemat air sehingga bisa melewati krisis air tersebut pada 2020. Hemat air dapat dilakukan dengan melakukan redius, reus dan recycle air tersebut. “ATB bisa mengelola air jika ada air bakunya,” sebutnya.

Binsar Tambunan, Kepala Kantor Air dan Limbah BP Batam mengatakan ATB mengelola air bersih di Kota Batam selama 23 tahun dimulai dari tahun 1995 hingga tahun 2020 sesuai konsesi. Ia mengajak agar masyarakat dapat menjaga

ketersediaan air dengan menjaga waduk dan tidak buang sampah sembarangan.

“Mari bersama-sama bahu membahu untuk menjaga kelestarian hutan untuk ketersediaan air.  Salah satu yang sudah dicapai ATB konsep pengelolaan air limbah. Ini perlu karen target tahun 2020 sebanyak 100 persen air bersih dan 100 persen air limbah. Untuk 100 persen air bersih sudah dicapai oleh ATB,” sebutnya.(HP)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here