Maknai Hari Kebangkitan Nasional Dengan Meningkatkan Kesadaran Untuk Mengembangkan Diri

0
179

HUMAS PEMKO BATAM– Memperingati Hari Kebangkitan Nasional Ke-110 Tingkat Kota Batam 2018, diperingati dengan penyelenggaraan upacara bendera, Senin (21/5) di Dataran Engku Putri, Batamcentre. Bertindak selaku Inspektur Upacara Kolonel Laut Iwan Setiawan. Adapun tema Hari Kebangkitan Nasional ke-110 “Pembangunan Sumber Daya Manusia Memperkuat Pondasi Kebangkitan Nasional Indonesia Di Era Digital”. Upacara juga diikuti oleh Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, Sekdako Batam, Jefridin, Anggota Forum Komunikasi Pimpinan Perangkat Daerah (FKPD) dan pimpinan OPD di lingkungan Pemko Batam.

Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2018, harus dimaknai dengan upaya-upaya penyadaran setiap masyarakat Indonesa, untuk mengembangkan diri dan merebut setiap peluang dalam meningkatkan kapasitas diri yang dibuka oleh berbagai pihak, baik oleh pemerintah, badan usaha, maupun masyarakat sendiri. Pengembangan kapasitas sumber daya manusia juga harus diletakkan dalam konteks pemerataan dalam pengertian kewilayahan, agar bangsa ini bangkit secara bersam-sama dalam rangka kebangsaan indonesia.

Dulu kita bisa dengan keterbatasan akses pengetahuan dan informasi, dengan keterbatasan teknologi untuk berkomunikasi, berhimpun dan menyatukan pikiran untuk memperjuangkan kedaulatan bangsa. Seharusnya sekarang kita juga bisa, sepikul berdua, menjaga dunia yang serba digital, agar menjadi wadah yang kondusif bagi perkembangan budi pekerti, yang seimbang dengan pengetahuan dan keterampilan generasi penerus.

“Mari maknai peringatan tahun ini di lingkungan kita masing-masing sesuai lingkup tugas kita masing-masing, untuk semaksimalkan mungkin memfasiltiasi peningkatan kapasitas sumber daya manusia, terutama generasi muda, yang akan membawa kepada kejayaan bangsa di tahun-tahun mendatang,” ujar Iwan membacakan sambutan Dalam sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara.

Boedi oetomo menjadi salah satu penanda utama bahwa bangsa indonesia untuk pertamakali menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan. Presiden pertama dan proklamator kemerdekaan republik indonesia, soekarno, pada peringatan hari kebangkitan nasional tahun 1952 mengatakan bahwa “pada hari itu kita mulai memasuki satu cara baru untuk melaksanakan satu ide, satu naluri pokok dari pada bangsa indonesia. Naluri pokok ingin merdeka, naluri pokok ingin hidup berharkat sebagai manusia dan sebagai bangsa. Cara baru itu ialah cara mengejar sesuatu maksud dengan alat organisasi politik, cara berjuang dengan perserikatan dan perhimpunan politik, cara berjuang dengan tenaga persatuan.”

Para pendahulu yang berkumpul dalam organisasi-organsiasi seperti boedi oetamo itu memberikan yang terbaik bagi terbentuknya  bangsa melalui organisasi. Bukan pertama-tama dengan memberikan harta atau senjata, melainkan dengan komitmen sepenuh jiwa raga. Dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana saat itu, mereka terus menghidup-hidupi api nasionalisme dalam diri masing-masing.

Kalau sekarang bangsa ini punya hampir segala yang dibutuhkan, seharusnya kita terinspirasi bahwa kondisi embrio bangsa seabad lalu yang berada dalam rundungan kepapaan pun, kita telah mampu menghasilkan energi yang dahsyat untuk membawa kepada kejayaan. Apalagi kini, ketika kita jauh lebih siap, tak berkekurangan dalam sumber daya alam dan sumber daya manusia. Pada awal tahun ini, visi tersebut mendapat penekanan lebih melalui amanat prisiden joko widodo yang menyatakan bahwa pemerintah akan meningkatkan pembangunan sumber daya manusia pada tahun 2019, melanjutkan percepatan pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus pada tahun-tahun sebelumnya.

Melalui pembangunan manusia yang terampil dan terdidik, pemerintah ingin meningkatkan daya saing ekonomi dan secara simultan meningkatkan kapasitas sumber daya manusianya. Bayangkan jika kita sepenuhnya berhasil membangun sumber daya manusia unggul dari 260-an juta lebih penduduk negeri ini. Bercermin dari keberhasilan boedi oetomo menggalang ide nasionalisme mulai dengan segelintir orang seabad lalu. Apa jadinya  jika seluruh sumber daya manusia unggul kita saat ini terhimpun dalam ide nasionalisme yang sama, dalam cita-cita untuk kejayaan bangsa yang sama?

Kekayaan alam merupakan sumber daya yang terbatas. Butuh segudang prasyarat untuk bisa dieksploitasi, dan selalu ada limit untuk menggenjot pemanfaatannya. Sedangkan sumber daya manusia kita menyediakan kapasitas dan kapabilitas yang sangat luas untuk dikembangkan. Kebangkitan sumber daya manusia Indonesia secara bersama-sama dan kompak, tanpa terdistraksi oleh godaan-godaan yang kontraproduktif, akan membawa kepada kejayaan bangsa, selain secara otomatis bagi individu-individunya sendiri.(HP)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here