HUMAS PEMKO BATAM – Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad meletakkan batu pertama pembangunan masjid di SMP Negeri 3 Batam di Sekupang, Rabu (7/2). Masjid ini untuk mengganti bangunan masjid lama yang sudah tidak cukup menampung seluruh siswa.
Kepala SMPN 3, Wiwik Darmiyanti mengatakan masjid lama sudah berdiri sejak 1985. Tapi ukurannya kecil, hanya mampu menampung 100 siswa untuk shalat berjamaah.
“Jumlah siswa kita 1.386 orang. Susah menyuruh mereka untuk shalat jemaah bersamaan karena masjidnya kecil,” kata Wiwik.
Ketua Panitia Pembangunan Masjid, Muhammad Musofa mengatakan masjid baru dengan kapasitas lebih besar sangat dibutuhkan SMPN 3. Karena harus disediakan fasilitas untuk anak shalat.
“SMPN 3 full day, kita harus fasilitasi anak kita untuk shalat zuhur dan ashar. Waktu Jumat, anak kita tersebar di mana-mana. Bahkan kita tidak bisa kontrol mereka shalat Jumat apa tidak karena lepas begitu saja,” kata Musofa.
Menurutnya saat ini sudah terkumpul Rp 100 juta lebih untuk pembangunan masjid tersebut. Dana tersebut dikumpulkan dalam kurun waktu satu bulan sejak proposal disebarkan ke orangtua siswa.
“Tapi sumbernya tak hanya dari sekolah. Ada juga yang noname (tidak mau menyebutkan nama), pihak luar sekolah, bukan wali murid, yang menyumbang Rp 50 juta,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa tidak ada pungutan liar terhadap orangtua siswa dalam pembangunan masjid ini. Panitia pembangunan hanya menyebarkan proposal. Tidak ada pemaksaan dalam pengumpulan dana.
“Dan uangnya tidak kita gunakab selain untuk membangun masjid. Acara hari ini Alhamdulillah kita dapat sumbangan, makanan ada yang menyumbang, tenda ada yang meminjamkan,” kata dia.
Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad mengatakan kepada panitia agar tidak perlu khawatir masjid tidak selesai. Karena ia yakin banyak pihak yang akan memberikan sumbangan untuk pembangunan rumah ibadah.
“Jangan pernah risau, tempat ibadah ini pasti selesai. Soal cepat atau lambat itu masalah waktu saja. Saya mengimbau orangtua siswa untuk ikut menyumbang, ini investasi kita di akhirat,” kata Amsakar.
Berbicara membangunan masjid, artinya berbicara tentang kecerdasan spiritual. Dan ini merupakan satu dari tiga jenis kecerdasan yang harus diberikan kepada generasi penerus.
“Harus ada keseimbangan tiga kecerdasan ini. Intelektual, emosional, dan spiritual. Masa SD, SMP ini pondasi untuk membangun kecerdasan tadi,” sebutnya.
Saat ini, kata Amsakar, kita sedang menghadapi zaman pancaroba, selalu ada lompatan baru. Kehadiran internet membuat segala sesuatu dijungkirbalik. Misalnya bisnis konvensional yang mulai harus berpikir keras melawan perdagangan daring.
“Salah salah nanti lembaga pendidikan ini juga tidak diperlukan. Orang tinggal belajar di internet. Ada lompatan yang tidak bisa diduga. Kalau tidak membentuk karakter anak-anak yang berkualitas, yang memenuhi tiga kecerdasan tadi, kita tidak tahu masa depan generasi ini,” kata mantan Kepala Disperindag ESDM tersebut. (Mc)