Putus Mata Rantai Kaki Gajah, Kembali Pemko Gelar POPM Putaran ke-6

0
285

HUMAS PROTOKOL BATAM- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam kembali melakukan pencanangan pemberian obat pencegahan massal (POPM) Filariasis putaran ke-6 Tingkat Kota Batam, Rabu (4/10). Pencanangan POPM Filariasis (Kaki Gajah) yang diadakan di lapangan Tanjunguma disaksikan oleh Wali Kota (Wako) Batam, Muhammad Rudi. Wako mengatakan tujuan kegiatan ini untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit Filariasis di Kota Batam.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kota Batam, Sri Rupiati menjelaskan bahwa Batam telah melakukan pencanangan POPM Filariasis sejak tahun 2013 lalu. Menurutnya persentase sasaran yang dicapai untuk mengkonsumsi obat Filariasis dari tahun 2013 hingga tahun 2016 mengalami peningkatan. Di tahun 2013 yang merupakan putaran pertama berhasil mencapai sasaran sebanyak 51,89 persen, di tahun yang sama yang merupakan putaran ke-2 sasaran yang berhasil dicapai 50,89 persen.

“Pada tahun 2014 sasaran 54 persen, tahun 2015 sasaran 65 persen dan tahun 2016 sasaran mencapai 73 persen. Pada tahun ke 4 dan ke 5 kita melaksanakan kegiatan pencanangan POPM ini jumlah sasarannya mencapai target, sementara pada pelaksanaan pencanangan POPM di tahun pertama dan kedua sasaran tidak mencapai target,” jelas Sri Rupiati selaku Ketua Panitia Pencanangan POPM Filariasis Putaran ke-6 Tingkat Kota Batam.

Untuk tercapainya target maka Dinkes melakukan perubahan strategi agar masyarakat Batam mau mengkonsumsi obat Filariasis. Langkah yang diambil oleh Dinkes adalah dengan langsung dating ke rumah masyarakat untuk memberikan obat. Untuk tempat-tempat yang sasarannya tidak mencapai target, maka tim dari Dinkes akan langsung turun. Target untuk pelaksanaan POPM pada putaran ke-6 ini, Dinkes menargetkan 80 persen.

“Kita setiap bulan door to door, terutama ke lokasi yang ditemukan penderitanya. Seperti di Kecamatan Lubuk Baja, kemarin kita langsung turun. Karena warning dari WHO, tahun 2020 kita sudah bebas dari penyakit Kaki Gajah.

Ia mengatakan bahwa ini merupakan program WHO untuk memberikan obat filariasis ke daerah endemis. Batam ini salah satu daerah endemis. Terdapat dua jenis obat, yaitu diethylcarbamazinecitrate (DEC) dan albendazol. Adapun tujuan meminum obat ini adalah untuk memutus mata rantai penularan filariasis di Kota Batam. Ia pun menegaskan agar masyarakat tak ragu ataupun takut untuk mengonsumsi obat tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmaryadi menambahkan bahwa jumlah penderita penyakit Filariasis tidak tinggi. Namun untuk memutus mata rantai penularan diperlukan untuk dilakukannya pemberian obat secara massal. “Cukup satu kali minum untuk memutus rantai penularannya. Kalau sudah kena maka kita tidak bisa beraktifitas. Untuk itu lebih baik kita minum untuk memutus mata rantai penyakit ini,” himbaunya.(HP)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here