Puluhan Ribu Masyarakat Batam Doa Berkah Pembangunan Masjid

0
428

Humas Protokol Batam – “Masjid adalah rumah Allah, masjid adalah rumah Rasulullah, masjid adalah rumahnya para malaikat. Masjid juga rumah anak yatim, rumah dhuafa, markas jihad, markas perjuangan. Mari kita berdoa agar masjid yang dibangun, diberkahi Allah,” kata Ustadz Arifin Ilham mengajak masyarakat Batam berdoa untuk pembangunan Masjid Agung Sultan Abdurrahmansyah.

Zikir dan doa puluh ribuan masyarakat muslim Batam dikomandoi langsung oleh pimpinan Majelis Zikir Az Zikra tersebut. Doa bersama dilaksanakan dalam kegiatan Peringatan Isra Miraj dan Peletakan Batu Pertama Masjid Agung Batam di Tanjunguncang, Minggu (30/4).
Sebelum zikir dan doa, acara dibuka dengan khatmil Quran. Dan diisi qasidah, marawis, dan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh juara 1 STQ Kota Batam Tahun 2017.
Peletakan batu pertama menandakan dimulainya pembangunan Masjid Agung Batam ini. Walikota Batam, Muhammad Rudi memaparkan awal mula munculnya niat pembangunan Masjid Agung oleh Pemerintah Kota Batam tersebut.
“Tahun 2009, ketika saya keliling masjid, pernah satu Jumat saya shalat di kawasan Batuaji ini. Sewaktu shalat saya lihat banyak saudara kita yang sudah keluar jam 1 kurang 10, padahal khutbah belum selesai, akhirnya mereka tidak shalat,” kata Rudi.
Saat itu ia bertanya, kenapa mereka terburu-buru. Barulah ia mengetahui bahwa di perusahaan ada aturan jam istirahat yang mengharuskan pekerja kembali pukul 13.00 WIB.
Rudi lantas terpikir ingin membangun masjid di kawasan industri shipyard ini. Namun kala itu, sebagai anggota DPRD ia mengaku tidak punya kekuasaan untuk mendapat lahan.
 
Tahun 2011, atas izin Allah Rudi terpilih menjadi Wakil Walikota Batam, bersama Walikota petahana Ahmad Dahlan. Hal pertama yang dilakukan Rudi saat menjabat Wakil Walikota adalah meminta laham untuk pembangunan masjid. Dua tahun kemudian Pemko mendapat lahan seluas 2 hektare di Tanjunguncang.
 
“Tak cukup. Kami minta semua lahan di sini, tak termasuk fasum. Maka lahan 4,2 hektare ini jadi Masjid Sultan Abdurrahmansyah,” kata dia.
 
Nama Sultan Abdurrahmansyah dipilih menjadi nama Masjid Agung dengan berbagai pertimbangan. Ketua Lembaga Adat Melayu Kota Batam, Nyat Kadir mengatakan Abdurahmansyah merupakan sultan terakhir atau ke-17 dalam emporium melayu, dengan periode kesultanan 1812-1824. Ketika terbelah menjadi dua, Singapura-Johor-Pahang dan Riau-Lingga, Sultan Abdurrahman ditunjuk menjadi sultan pertama di Riau-Lingga.
“Sultan Abdurrahman semasa hidupnya terkenal sangat kuat ibadah. Malam Jumat semalaman sampai subuh membaca Al-Quran. Setiap Jumat ziarah ke makam ayahandanya. Selesai ziarah kembali ke istana, beliau menjamu masyarakat lalu mengadakan dialog dengan masyarakat, mendengarkan keluhan masyarakat. Sampai beliau digelar Raja Jumaat,” papar Nyat Kadir.
Menurut Nyat Kadir, Sultan Abdurrahmansyah ini patut dicontoh kepemimpinannya. Dan sebagai muslim, perlu dicontoh keimanannya. Ia sering menangis mengenang kebesaran Allah setiap khatib menyampaikan khutbah.
“Mudah-mudahan menjadi sumber inspirasi kita. Pemimpin di sini semoga jadi dekat dengan masyarakat,” ujarnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here