Gali Potensi Masing-masing Daerah, Wako Kunker Ke Kota Gurindam

0
146

BATAM- Setelah melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Karimun, Senin (22/2) Wali Kota Batam (Wako), Ahmad Dahlan didampingi istri Mariana Ahmad Dahlan melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Kota (Pemko) Tanjung Pinang. Rombongan Wako diterima langsung di Kantor Pemko Tanjung Pinang, di Senggarang oleh Wali Kota Tanjung Pinang, Suryatati A Manan. Dari kunjungan kerja tersebut disepakati akan dijajaki beberapa kerjasama diantaranya kerjasama antara pemerintah dengan pemerintah serta pemerintah dengan pihak swasta. Bidang yang dapat dikerjasamakan yakni promosi pariwisata, ketenagakerjaan serta olah raga air. Lebih lanjut Dahlan dan Suryatati sepakat untuk membentuk tim kecil guna memfollow up pertemuan tersebut.

Diakui oleh Dahlan, bahwa masing-masing daerah memiliki kelebihan dan kekurangan karena alasan itu lah, maka Pemko Batam ingin menjalin kerjasama dengan Pemko Tanjung Pinang. Kunjungan ini juga sebagai ajang silahturahmi karena tanpa silahturahmi hubungan formal saja menurutnya tidak cukup. Di era Otonomi Daerah (Otda) pembangunan di masing-masing daerah luar biasa. Masing-masing daerah berlomba-lomba untuk membangun daerahnya, termasuk Batam. Batam, dengan segala kekurangan yang dimiliki kini bisa menarik investasi yang menyerap banyak tenaga kerja. Kini, jumlah tenaga kerja formal sebanyak 300 ribu dengan jumlah tenaga kerja asing sebanyak 4 ribu orang.

“Dengan jumlah penduduk Batam yang kini 900 ribu orang dan dengan 300 ribu tenaga kerja maka pertumbuhan ekonomi Batam masih sehat. Bahkan pertumbuhan perekonomian Batam rata-rata 7 persen diatas rata-rata nasional,” ujar Dahlan dalam sambutannya.

Dahlan juga memaparkan bahwa dalam waktu 30-40 tahun ke depan daerah tidak bisa hanya memamfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) saja. Jika hanya memamfaatkan SDA saja, maka tidak akan mampu mengkaver tenaga kerja. Untuk itu harus menciptakan potensi baru, ke depannya Batam akan menjadi pintu gerbang bagi Indonesia bagian barat. Dalam kesempatan itu, Dahlan menyampaikan bahwa setiap tahunnya Pemko Batam menyelenggarakan bursa kerja. Hasilnya, dari 5000 peluang kerja yang dibuka, hanya 3000 an yang terisi. Karakteristik Batam dan Tanjung Pinang menurutnya hampir sama. Dimana penduduknya terdiri dari beragam suku dan budaya. Namun demikian, budaya yang tetap dijunjung tetap budaya Melayu. Untuk itu di Batam sudah disepakati bahwa Melayu sebagai paying negeri. Namun tidak berarti budaya lain yang ada di Batam dikesampingkan.

“Batam sudah melaksanakan Visit Batam 2010. Pada 2015 mendatang, Batam akan menjadi pintu gerbang wisata bagi Indonesia bagian barat,” paparnya.

Menyambung apa yang dikatakan Dahlan, Suryatati mengatakan bahwa pembangunan Batam memang luar biasa. Meski demikian, sebagai orang satu daerah tidak boleh iri dengan kemajuan pembangunan Batam itu. Ia mengingatkan agar kita tidak terlena dan terus mengejar potensi yang ada di depan. Jika dibandingkan dengan Batam, infrastruktur Tanjung Pinang masih jauh tertinggal. Jika Batam memiliki cadangan 70 MW listrik, Tanjung Pinang untuk memiliki 2×115 MW saja sulit menurutnya. Tapi secara geografis letak Tanjung Pinang sangat strategis karena dikelilingi oleh negara tetangga yang maju. Tanjung Pinang menurutnya tidak memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang ada saat ini hanya ada sisa bauksit peninggalan PT Antam yang kini dikelola oleh pihak swasta. Yang dimiliki Batam adalah SDM dan kebudayaan. Sedangkan Batam tidak lagi diragukan sebagai kota industri. ”Tanjung Pinang melirik potensi pariwisata serta budaya. Untuk itu kita ingin menjalin kerjasama sehingga apa yang tidak ada di Batam bisa diisi oleh Tanjung Pinang demikian pula sebaliknya, apa yang tidak ada di Tanjung Pinang bisa diisi oleh Batam,” jelasnya.

Di Tanjung Pinang, yang akan dikembangkan adalah wisata pantai di Kelam Pagi. Sedangkan untuk wisata agro, lokasi yang bisa dikembangkan yakni di Bukit Manuk. Yang sangat diperlukan oleh Tanjung Pinang adalah pelabuhan. Pelabuhan yang ada saat ini menurutnya sangat terbatas dan Tanjung Pinang akan membuka pelabuhan di Tanjung Geliga. Sebagai Kota yang ditatapkan sebagai kawasan FTZ, Tanjung Pinang memiliki dua pelabuhan FTZ. Yakni di Dompak seluas 1.300 hektar dan di Senggarang pelabuhan yang seluas 1.330 hektar. Yang masih kurang penggarapannya adalah objek wisata sejarah.

Seperti Istana Kota Piring yang terletak di Batu 8 yang merupakan istana peninggalan Raja Haji Fisabilillah yang di Pertuan Muda ke empat. Potensi industri yang terdapat di Tanjung Pinang adalah industri kecil menengah ke bawah. Berbeda dengan Batam yang menggarap potensi industri menengah ke atas. Ia yakin, jika antara Batam dan Tanjung Pinang terjalin kerjasama maka masing-masing daerah akan maju. Begitu juga Istana Kota Rebah yng merupakan istana khas melayu.

”Industri yang dikembangkan di Tanjung Pinang diantaranya industri garment, produksi teh serta industri makanan kecil. Namun demikian peningkatan penghidupan masyarakat di Tanjung Pinang merata. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Tanjung Pinang mencapai 7,07 persen,” katanya menyampaikan potensi yang dimiliki Tanjung Pinang.

Dalam pertemuan itu selain menceritakan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, juga digelar diskusi yang dipimpin oleh Plt Sekda Tanjung Pinang, Gatot Winoto. Masukan pertama disampaikan oleh S. Sembiring dari Himpunan Pramuwisata Tanjung Pinang. Dari program Visit Batam 2010 yang dilaksanakan Batam, diharapkan dapat dirasakan dampaknya oleh Tanjung Pinang. Ia juga menyambut baik masukan Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan yang akan meminta setiap pelajar untuk berkunjung ke Pulau Penyengat. Karena yang diharapkan dari program Visit Batam 2010 ini menurutnya adalah insentif toor bagi Tanjung Pinang. Selain ia, Anggota DPRD Tanjung Pinang, Hoosnizar Hood menyambut baik apa yang dilakukan Batam untuk itu Tanjung Pinang siap bekerjasama dengan Batam. ”Bagaimana pun, Tanjung Pinang jauh tertinggal dari Batam,” ucapnya.

Turut serta mendampingi Wako dalam kunjungan itu, Asisten Ekonomi Pembangunan (Ekbang) Syamsul Bahrum, Asisten Administrasi Umum, Maaz Ismail, Kepala Inspektorat Daerah, Hartoyo Sirkoen, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Nurmadiah, Kepala Dinas Pendidikan, Muslim Bidin, Kepala Dinas Perhubungan, Muramis, Kepala Dinas Pertanahan, Buralimar, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Rudi Sakyakirti, Kepala Satpol PP, Zulhelmi, Kabag Tapem, Heriman HK, Kabag Humas Pemko Batam, Yusfa Hendri serta Kepala Kantor Pemuda dan Olahraga, Jefridin. Selain itu Ketua LAM, Imran AZ, Ketua Kadin Batam, Nada Faza Soraya, Ketua BKMT, Syarifah dan dari Asita Batam, Andika juga turut serta mendampingi Wako.

(crew_humas/dv)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here