Wako Prihatin Nurhozin Meninggal

1
150

BATAM- Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan berduka. Wako baru saja kehilangan salah seorang pekerja yang biasa membantu pekerjaan di kediamannya, Nuzhozin (27). Nurhozin meninggal dunia Senin (8/2) di kediaman Wako akibat penyakit Tiroit (Gondok) yang dideritanya. Sebagai bentuk penghormatannya kepada almarhum, Selasa (9/2) Wako turut serta mengantarkan jenazah Nurhozin yang akan diterbangkan ke kampung halamannya di Ciamis, Jawa Barat. Dengan kepergian Nurhozin yang terbilang mendadak ini, Wako merasa prihatin dan sangat kehilangan. Dimatanya, Nurhozin adalah sosok pekerja yang baik dan penurut. Wako benar-benar tidak menyangka Nurhozin dipanggil yang maha kuasa karena penyakit yang dideritanya sejak tiga tahun itu. Selasa malam dikediaman Wako digelar tahlilan untuk mendoakan almarhum Nurhozin.

“Dulu sakit gondoknya ini sudah pernah di operasi, karena semakin hari semakin besar. Dia (Nurhozin) tidak mau operasi disini, lalu dioperasilah dia di kampung halamannya di Ciamis. Setelah sebulan di kampung dan selesai menjalani operasi, ia pun kembali ke Batam,” kenang Wako.

Namun dari hari ke hari penyakit gondok yang dideritanya kian parah dan menyebabkan suaranya serak akibat pita suaranya terganggu. Keluhan yang selalu dialaminya adalah sesak napas, karena penyakit gindok yang dideritanya terdapat pada bagian dalam. Karena sesak napas, Nurhozin pun dibawa berobar ke RSOB. Setelah dibawa ke RSOB kondisinya pun kembali normal dan selama Wako beserta istrinya, Mariana Dahlan menjalani ibadah Umroh dua minggu, Nurhozin memamfaatkan waktu itu untuk istirahat. Namun sekembalinya Wako dari Umroh kondisi Nurhozin semakin parah.

Ia diketahui meninggal dunia pada saat Wako pulang dari menghadiri acara MTQ Tingkat Kecamatan di Kecamatan Batam Kota. Sambungan telepon operator yang dihubungi Wako malam itu tidak kunjung diangkat. Padahal  setelah petugas operator pulang pada sore hari, telepon tersebut Nurhozin lah yang bertugas mengangkatnya. Tapi malam itu ia tidak mengangkat telepon dan setelah dicek ke ruangan tersebut ternyata Nurhozin telah meninggal.

“Kan di rumah itu ada si Mbak juga yang bantu-bantu. Karena nggak ngangkat telepon juga saya suruh si Mbak ngecek. Si Mbak yang disuruh ngecek malah nggak keluar-keluar dari ruangan itu, ternyata waktu saya masuk ke ruangan itu, si Hozin sudah terduduk,” ceritanya.

Melihat kondisi Nurhozin, Wako pun langsung menghubungi dokter yang bertugas malam itu di RSOB. Akhirnya, dr Supariani dan perawat dari RSOB, Zulkarnain dalam waktu 10 menit tiba dikediamannya. Setelah melakukan pemeriksaan, dokter pun menyatakan bahwa Nurhozin telah meninggal. Mengetahui hal itu, Wako melaporkan perihal tersebut ke Polsek, menghubungi saudara-saudaranya yang ada di Batam dan di kampung halaman serta Ketua RT/RW setempat. Pihak kepolisian pun melakukan identifikasi termasuk melakukan pengecekan terhadap makanan yang dikomsumsi olehnya. Identifikasi dilakukan oleh dr Novita dari Poltabes Barelang.

“Kondisi fisiknya sehat. Terakhir dia makan sate, dan baru satu tusuk sate itu dimakannya. Untuk masalah ini sudah ditangani oleh pihak kepolisian,” ujarnya sedih.

Nurhozin sudah tiga tahun bekerja di kediamannya. Meski tidak ada hubungan keluarga, namun Wako sudah menganggap Nurhozin sebagai keluarga sendiri. Dengan kepergian Nurhozin, Wako mengaku prihatin dan berduka. Yang paling berkesan menurutnya adalah, ketika ia tidak memiliki teman untuk bermain tenis meja, Nurhozin lah yang menjadi lawannya. Nurhozin dimakamkan di kampunghalamannya dan diantar oleh dua orang saudaranya, Nuryamin dan Wasito. Mewakili Pemko Batam yang berangkat adalah Yanto dan Herman Rozie. Sebagai penghormatan, Wako turut mengantar jenazah ke Bandara Hang Nadim untuk diterbangkan ke kampung halamannya.

(crew_humas/dv)

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here