Salah satu sudut shelter bus di BatamBATAM : Kebijakan Pemerintah Kota Batam yang bekerjasama dengan Perum Damri dalam penyediaan transportasi murah dan nyaman di Kota Batam masih mengalami kendala teknis operasional di lapangan. Beberapa kali pertemuan yang difasilitasi oleh Dinas Perhubungan dengan pihak-pihak terkait nampak masih belum bisa diterapkan secara tegas di Bandar Udara Hang Nadim Batam.

Terakhir, dua hari yang lalu ketegangan antara pengemudi taksi dengan operator Perum Damri yang dipicu perbedaan persepsi soal penempatan pangkalan bus bandara sesuai dengan SK Kepala Dinas Pehubungan Kota Batam, kembali menambah panjang permasalahan dalam penempatan armada tersebut di bandar udara bertaraf internasional tersebut.

Melihat kondisi tersebut, sesuai dengan hasil pembahasan antara Dishub, manajemen Bandara Hang Nadim, Assosiasi Pengelola Taxi  dan DPRD Kota Batam, maka Kepala Bandara Hang Nadim, Razali Abubakar mengambil sikap tegas dengan menunjuk langsung titik yang menjadi tempat mangkal angkutan massal tersebut.

Penunjukan posisi tempat menaikkan dan menurunkan penumpang di area bandara tersebut berada sekitar 50 meter dari ATM BCA-Mapolsek Bandara tepatnya di bawah tangga ketiga antara terminal keberangkatan dan kedatangan. ”Semua pihak harus maklum dan jangan ada yang mau menang sendiri,” kata Razali di hadapan perwakilan Dishub Batam, awak bus dan sejumlah pengemudi taksi yang dipanggil sebagai saksi penunjukkan langsung itu.

Aksi pengusiran oleh puluhan pengemudi taksi bandara itu sendiri, dipicu perbedaan persepsi soal titik pangkalan baru Damri. Pengemudi taksi berpendapat, pangkalan Damri berada di tangga ketiga sekitar 100 meter dari ATM BCA-Polsek Bandara. Pendapat pengemudi taksi Hang Nadim itu dikuatkan pernyataan Kepala Bidang Perhubungan Darat Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batam, Mahadi.

Sementara, Perum Damri berpegang pada SK Kadishub Batam bernomor 551.01/PHB-D.146/II/2009 tentang lokasi halte parkir khusus bus bandara. Dalam SK itu disebutkan bus bandara diperkenankan parkir di antara terminal kedatangan dan keberangkatan (tangga turun urutan ketiga) dari arah seberang ATM BCA-Mapolsek Bandara sejauh kurang lebih 50 meter.

Razali berharap, penunjukkan langsung tersebut bakal mengakhiri ketegangan antara pengemudi taksi bandara dengan awak Damri. Supaya ada lagi perdebatan, titik yang disepakati sebagai pangkalan bus bandara, pagi itu juga langsung ditandai dengan cat semprot warna kuning.

Walikota Batam, Ahmad Dahlan, ketika wawancara dengan beberapa wartawan media lokal setelah rapat paripurna DPRD Kota Batam tadi sore (9/2) mengatakan, Dishub sebagai operator di lapangan harus pro-aktif dalam memfasilitasi permasalahan penerapan angkutan massal pertama kalinya di Bandar Udara tersebut. ”Memang butuh waktu bagi berbagai pemangku kepentingan di Bandara untuk menyesuaikan keberadaan Bus Bandara tersebut dapat berjalan normal,” kata Dahlan.

Pemerintah Kota Batam mempunyai kepentingan dalam penyediaan dan fasilitasi transportasi murah dan nyaman bagi masyarakat Batam diseluruh obyek ekonomi di Batam termasuk di bandara internasional,” tukasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Batam, Chris Triwinasis mengatakan, dengan ditunjuknya titik pangkalan baru bus bandara, persoalan pangkalan yang selama ini diributkan ia harapkan selesai. ”Mulai hari ini, tak boleh ada lagi masalah. Semuanya sudah sepakat,” katanya.
Chris menambahkan, para penyedia jasa bus dan taksi bandara harusnya bisa bersinergi karena segmentasi pemakai jasa terhadap dua unit layanan penumpang tersebut sejatinya juga mempunyai perbedaan, harapnya.

(*titan)