Ibu Andika, salah satu pedagang sembako yang ditemui dalam sidak pasar tersebut mengatakan hanya telur yang mengalami kenaikan harga yang semula dijual Rp 28 ribu untuk 1 papannya, naik menjadi Rp 34 ribu. “telur yang naik pak, 1 butir 1250 rupiah kalau 1 papan 34 ribu, sebelumnya 1 papan 28 ribu” ujar Andika
Sementara komoditi lainnya yang mengalami kenaikan diantaranya cabe rawit yang semula Rp 28 ribu naik menjadi Rp 40 ribu, namun juga dijumpai beberapa barang yang harganya stabil bahkan mengalami penurunan yaitu terigu tetap di kisaran Rp 6 ribu, dan minyak goreng curah dari Rp 10 ribu turun menjadi Rp. 9 ribu.
Kepada wartawan usai melakukan sidak, Wawako menyampaikan Sebagaimana hukum pasar, jika kebutuhan masyarakat akan sebuah barang meningkat maka harga barang akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu, dengan adanya kenaikan harga BBM , akan berimbas pada kenaikan harga sejumlah produk maupun jasa, sehingga mempengaruhi harga kebutuhan sehari-hari. Maka yang terpenting, ketersediaan akan barang harus tetap dijaga.
“secara umum, ini wajar. Ada sembako yg naik, ada yg tetap malah ada yg turun. Artinya tidak terlalu memberatkan masyarakat jadinya. Cabe yg ada kenaikan sedikit. Saya berterima kasih kepada pedagang kita, mereka tidak semena-mena menaikan harga demi keuntungan saja dalam rangka kemampuan membeli masyarakat”. Pungkas Rudi.