Kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan Anak dan KB (BPPA- KB) ini bertujuan untuk melindungi dan memfasilitasi para korban traffic king dalam hal kesehatan dan perlindungan hukum serta meminimalisasi kejahatan traffic king atau penjualan manusia di Batam.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Badan Pemberdayaan Perempuan Anak dan KB (BPPA-KB)Ibu Nurmadiah,MPd. Perwakilan dari Kedubes Amerika, Mr. Morgan Hil, Perwakilan dari Kementrian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, serta jajaran SKPD di lingkungan Kota Batam.
Dalam sambutannya, Nurmadiah memaparkan peta traffic king asia dimana dalam denah tersebut terlihat bahwa Batam menjadi salah satu jalan bagi pelaku tindak kejahatan traffic king dalam melakukan transaksi penjualan manusia baik itu ke Malaysia ataupun Singapura.
“Kebanyakan korban traffic king ini adalah perempuan dan anak anak di bawah umur dimana mereka biasanya datang ke Batam untuk menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal dan imigran gelap, ini sangat memprihatinkan, karna seharusnya pemerintah didaerah setempat memberikan perhatian lebih, karna para korban yang menjadi korban traffic king biasanya di awali dari para perempuan pencari kerja yang berasal dari latar belakang keluarga yang kurang mampu, yang mendesak mereka untuk menjadi imigran gelap, dimana mereka tidak mengetahui resiko sebenarnya dari hal tersebut”ujarnya.
Dalam sambutannya Wakil Walikota Batam selaku Pemerintah Daerah Kota Batam menyampaikan, pembentukan gugus tugas ini bertujuan untuk menjembatani dan memfasilitasi para korban traffic king yang berhasil ditolong atau diselamatkan untuk nanti di jemput pemerintah dari daerahnya masing masing, selaku pemerintah beliau mendukung secara penuh pembentukan gugus tugas ini, karna masalah traffic king saat ini bukan hanya sebatas isu nasional melainkan global, dan batam selaku daerah yang terletak di kepulauan terluar, menjadi daerah transit yang dapat memberikan andil besar untuk melakukan pencegahan traffic king, mengingat posisinya yang bersinggungan langsung dengan singapura dan malaysia yang menjadikannya pintu untuk transaksi perdagangan manusia.
Diharapkan nantinya pembentukan gugus tugas ini dapat memberikan kontribusi yang efektif untuk permasalah traffic king di Indonesia, serta khususnya Kota Batam sendiri.