Kepala Dinas Kelautan, Pertanian, Peternakan dan Kehutanan (KP2K), Suhartini menyebut kelima program usulan itu yakni, program pengembangan pasar tani, budi daya, program pendidikan, pelestasian budaya melayu dan penghijauan. Untuk pengembangan program pasar tani, merupakan program kemitraan. Program pengembangan pasar tani ini bertujuan untuk memotong mata rantai penjualan. Petani akan dihimpun dalam satu koperasi dan untuk penjualan akan bekerjasama dengan Plaza Avava.
“Dengan demikian persediaan sayur di Kota Batam akan terpenuhi dan petani pun bisa meningkatkan kesejahteraan kehidupan mereka,” ujar Suhartini menyampaikan usulan program kerjasama tersebut.
Sementara untuk budi daya perikanan yang dipilih adalah budi daya ikan lele. Dipilihnya budi daya lele, karena selama ini untuk memenuhi kebutuhan Batam merupakan lele import. Selain itu, budi daya lele pemeliharaannya sangat mudah terlebih kebutuhan untuk Batam sangat besar. Jumlah masyarakat yang dilibatkan untuk kegiatan budi daya lele ini sebanyak 400 orang. Budi daya lainnya yang dilakukan adalah budi daya ikan nila dan belut. Budi daya ikan nila dan belut ini untuk di eksport ke Singapura. Kemudian budi daya pendidikan diperuntukkan bagi anak-anak hinterland. Sedangkan program penghijauan yakni dengan mengembangkan hutan lindung agar bisa dimamfaatkan sebagai lahan pertanian.
Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan mengatakan pertemuan siang itu merupakan follow up dari MoU yang ditandatangani pada Jumat (2/10) lalu. Selama ini, katanya, banyak kredit yang diberikan namun tidak ada jaminan pasar. Pihak Pertamina, menurutnya akan melakukan survey ke lapangan selama berada di Batam. Kemudian Pertamina juga akan meninjau pasar di Singapura. Sebagai pimpinan daerah, Walikota menjamin bahwa produk yang dihasilkan akan dipasarkan kepada pihak yang telah melakukan kerjasama dengan Pemko. Untuk itu akan ada tim yang melakukan pengawasan.
“Perekonomian tidak harus dijalankan oleh pemerintah saja melalui APBD maupun APBN namun kita juga butuh dukungan dari pihak lain. Saya memberikan apresiasi kepada Pertamina atas kerjasama yang dijalin dengan Pemko Batam,” ujar Walikota didampingi Kabag Humas Pemko Batam.
Walikota berharap kerjasama ini dapat dilaksanakan dan tidak hanya sekedar launching saja. Untuk melakukan pengawasan, akan dilibatkan camat dan lurah.
Mulyono, selaku konsultan pendamping pemberdayaan pasar tani menjelaskan, kebutuhan sayur di Kota Batam sebanyak 140 ton untuk sayur jenis dataran rendah dan dataran tinggi. Untuk sayur dataran rendah dibutuhkan 70 ton, namun kemampuan petani di Batam untuk memenuhinya baru sekitar 20 persen. Untuk itu pengembangan pertanian akan dilakukan di daerah Sei Temiang diluar program kegiatan ini.
Menanggapi usulan yang disampaikan Pemko, Yoke mengatakan Pertamina akan melakukan survey untuk mengetahui program apa yang cocok dikembangkan di Kota Batam.
(crew_humas/dv)