Seketika kapten Kapal menghubungi Syahbandar yang kemudian menghubungi petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Batam, yang langsung menyiapkan Tim Cepat Tanggap untuk menindaklanjuti awak kapal suspect ebola tersebut.
Tim Cepat Tanggap yang terdiri dari dokter, paramedis, dan sanitarian yang sudah berbaju pelindung lengkap menggunakan kapal evakuasi mendatangi kapal MV Emerald Sea untuk mengevakuasi korban. Sementara di pelabuhan sudah disiapkan tenda isolasi untuk penanganan pertama. Ambulans evakuasi datang dan membawa awak kapal tersebut untuk distabilkan di ruang isolasi di sekitar pelabuhan.
Sementara awak kapal lain harus melewati serangkaian tes seperti suhu tubuh untuk mengetahui kenaikan suhu badan. Mereka pun diwawancara untuk melihat apakah mereka berpotensi tertular ebola.
Setelah distabilkan di tenda isolasi, awak kapal terduga ebola tersebut mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Rujukan yaitu RSBP Batam. Tim berbaju pelindung lengkap berwarna kuning lantas mengambil sampel dan mengirim ke laboratorium untuk dites apakah positif ebola.
Para anggota tim evakuasi dan seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan pasien harus menjalani proses disinfektasi dahulu sebelum melepaskan baju pelindung mereka. Tenda-tenda yang sempat menampung para pasien pun menjalani proses tersebut.
Rangkaian peristiwa tersebut merupakan simulasi penanggulan penyakit ebola di pintu masuk negara di pelabuhan khusus, Selasa (9/12). Bertempat di Pelabuhan khusus PT. McDermott, kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Wakil Walikota Batam, Rudi.
Ketua tim gerak cepat penanggulangan ebola kkp, Abdul Salam mengatakan simulasi ini untuk memperkuat dlm implementasi (Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)
“Kegiatan ini dihadiri instansi swasta dan pemerintah yg berkaitan dengan pintu masuk Negara,” katanya.
Menurut Abdul Salam tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan tim cepat tanggap dalam menghadapi ancaman kesehatan masyrakat dan mengidentifikasi masalah dan kendala dalam memperkuat koordinasi dengan instnsi terkait di pintu masuk bersama Pemerintah Daerah dan instansi swasta dan dalam hal kesehatan di pintu masuk Negara.
Kasubdit Karantina Kesehatan, Dirjen penanggulangan penyakit dan penyehatan lingkungan, Kementrian Kesehatan Zamhir Setiawan mengatakan akhir-akhir ini banyak penyakit yang baru muncul atau yang sudah ada berkembang menjadi fatal seperti ebola. Penyakit ini, beberapa tahun terakhir menyebabkan kematian yg tinggi. “Ini menuntut kesiapsiagaan kita harus mampu deteksi dini terhadap penyebaran penyakit antar Negara,” katanya
World Healt Organizatrion (WHO) telah menerapkan kesepakatan negara dunia dalam tingkatkan kesiapsiagaan untuk antisipasi penyakit antar negara. Simulasi ini sebagai langkah pencegahan. ”Memang sampai sekarang virus Ebola belum masuk ke Indonesia. Pada saat terjadi, diharapkan kita sudah siap untuk lakukan antisipasi dan pengendalian,” paparnya.
Wawako Batam, Rudi mengatakan Batam merupakan kota yang didisain salah satunya sebagai kota industri. Saat ini, terdapat sekitar 450 ibu pekerja sektor formal yang bekerja di perusahaan-perusahaan baik asing maupun dalam negeri. “Bukan hanya keamanan saja, namun dari segi kesehatan pun harus diperhatikan karena ini menyangkut kenyamanan berinvestasi,” katanya.
Dikatakan Rudi, dari segi kesehatan, bukan hanya penyakit Ebola saja yang harus diwaspadai. Berbagai penyakit menular lainnya juga kerap mengancam kesehatan masyarakat Batam. “Penyakit menular yang sudah ada, lama muncul kembali, dan yang baru, juga penyakit tidak menular serta semua kejadian lainnya seperti SARS, H5N1, dan H1N1,” imbuh Rudi