HUMAS PEMKO BATAM – Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad, membuka acara Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha baru industry kecil menengah (IKM) di Kota Batam dan Kota Tanjung Pinang, Selasa (13/11) di Hotel Sahid. Ketua Panitia, Risma, mengatakan ada lima jenis Bimtek IKM yang diadakan yakni bidang jasa konveksi, service handphone, bengkel las, produksi makanan ringan, dan kerajinan kerang. Kementerian Perindustrian memberikan Bimbingan Teknis kepada IKM di Kota Batam dan Tanjungpinang yang berjumlah 100 IKM.
“Pelatihan ini berlangsung lima hari dengan materi kewirausahaan, pemasaran, dan teknik produksi. Tiap bidang nya diikuti 20 pelaku IKM. Empat bidang dilaksanakan untuk IKM Kota Batam. Sedangkan untuk IKM Tanjungpinang Bimtek IKM yang diberikan berupa produksi makanan ringan,” paparnya.
Risma juga mengatakan, kegiatan ini merupakan program Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian. Tujuannya untuk menumbuhkembangkan wirausaha IKM berbasis potensi daerah, mengembangkan produk unggulan daerah, dan memberdayakan masyarakat.
Pada kesempatan tersebut juga diserahkan empat paket bantuan. Yakni mesin peralatan kerajinan kerang, satu paket alat las, paket peralatan produksi makanan ringan dan pengolahan kopi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam, Zarefriadi, mengatakan tiap tahun banyak kegiatan berkaitan dengan IKM di Kota Batam. Hasilnya sudah cukup terlihat dengan geliat perkembangan IKM saat ini. Pelatihan ini suatu bentuk untuk meningkatkan kualitas, Zaref berharap peserta tak sekedar ikut pelatihan. Tapi betul-betul menghasilkan karya yang kreatif sehingga bisa mendorong ekonomi di Kota Batam.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tanjungpinang, Samsudi mengucapkan terima kasih atas Bimtek yang diberikan Kementerian Perindustrian. Ia berharap melalui kegiatan ini dapat menambah ilmu bagi peserta. “Semoga IKM Batam dan Tanjung Pinang bisa bersaing dengan IKM daearah lain,” sebutnya.
Perwakilan Direktorat IKM Logam, Mesin, Elektronik, Agus Tavip, berharap Bimtek ini bisa diteruskan dari peserta yang hadir ke pelaku IKM lainnya. Sehingga semakin banyak IKM yang mendapat pendidikan ini, semakin banyak yang berminat menjadi wirausahawan.
“IKM ini merupakan tulang punggung industri nasional. Wajar kalau IKM mendapat perhatian dalam rangka meningkatkan daya saing, IKM harus mengikuti perkembangan teknologi, pemasaran bisa melalui online,” kata Agus.
Ada beberapa masalah IKM yang perlu bantuan pemerintah. Seperti kurangnya modal baik operasional maupun mesin peralatan. serta manajemen perusahaan yang masih sederhana.
Anggota Komisi VI DPR RI, Nyat Kadir mengatakan ia tertarik untuk membantu pengembangan IKM di daerah karena ia pribadi memiliki jiwa wirausaha. Ia sudah membuka usaha sejak masih berstatus sebagai seorang guru
“Saya tertarik dengan ini karena saya juga wirausaha. Dulu kerja guru tapi buka usaha sampingan, buka warung, jual beras, gula. Gaji guru tak cukup, makanya buka usaha,” ucapnya.
Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad, dalam sambutannya mengatakan setidaknya ada lima masalah kompleks yang dihadapi dalam pengembangan IKM. Yaitu masalah permodalan, tata kelola SDM, kemasan, aksesibilitas ke berbagai titik, serta pemasaran.
“Permodalan ada Kredit Usaha Rakyat (KUR). Di Pemko ada dana bergulir. Bunga kecil cuma 6 persen. Manfaatkanlah. Pemasaran sekarang tak perlu galeri, cukup tampilkan beberapa produk unggulan di media sosial,” Kata Amsakar.
Lebih lanjut, Amsakar mengatakan yang diperlukan untuk saat ini adalah kecepatan melayani permintaan konsumen, ketepatan waktu dalam mengantar, dan komitmen antara keduanya. IKM harus mengikuti perkembangan teknologi, kalau tidak akan ketinggalan.(HP)