BATAM- Seluruh Puskesmas di Kota Batam kini bisa melayani pasien yang terjangkit penyakit demam berdarah dangue (DBD). Hal tersebut disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Syamsul Bahrum. Dari data yang disampaikannya, selama dua bulan terakhir jumlah penderita DBD berjumlah 38 orang. Hujan yang mengguyur Batam dalam beberapa hari ini menurutnya perllu diwaspadai oleh masyarakat. Namun, jika ada masyarakat terjangkit virus yang disebabkan oleh nyamuk aides aigepty ini, Puskesmas di Kota Batam sudah siaga untuk melayani. Langkah yang ditempuh Pemerintah Kota (Pemko) Batam melalui Dinas Kesehatan yakni dengan melakukan voging fokus.

“Jika demam atau badan panas sebaiknya bawa segera ke rumah sakit dan langsung periksakan darah. Obat yang diberikan juga harus dipantau dan ambulance sudah di standby kan di untuk melayani pasien DBD. Dari Januari sampai saat ini jumlah kasus DBD 68 dan seluruhnya bisa ditangani,” papar Syamsul.

Selain itu, Dinkes juga telah membuat selebaran yang dibagikan kepada 64 kelurahan se Kota Batam dengan melibatkan Jumantik. Selebaran tersebut berisi tentang cara-cara menghindari penyakit DBD tersebut, diantaranya menguras, mengubur dan menutup (3M). Sosialisasi tentang DBD ini juga dilakukan Dinas Kesehatan melalui dialog di Batam FM. Untuk daerah yang rawan penyebaran DBD, Syamsul menyebut daerah yang padat penduduk. Seperti Batuaji, Nongsa, Sagulung dan Bengkong. Namun sejauh ini, Syamsul mengatakan penyebaran DBD ini bisa diatasi.

“Masyarakat harus waspada, karena sekarang musim hujan. Jentik hidup pada air bersih dan ini perlu diingat oleh masyarakat,” katanya.

Yang perlu diawasi sebagai tempat penyebaran nyamuk aides aigepty tersebut adalah tempat-tempat penampungan besi bekas dan ban bekas. Untuk itu, Dinkes akan melakukan penijauan ke lokasi-lokasi besi bekas tersebut. Voging fokus menurutnya dilakukan secara rutin, dan untuk perumahan-perumahan tertentu juga melakukan voging secara berkala. Pengurangan nyamuk ini, menurutnya bisa dilakukan dengan mengurangi sumbernya. Misalnya, dengan menuangkan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air.

“Langkah antisipasi yang bisa dilakukan mulai dari tindakan promotif atau himbauan, prefentif, pencegahan hingga rehabilitasi,” katanya.

Dinkes juga telah mengumpulkan dokter, agar mengutamakan pasien DBD. Penyakit DBD pria yang menjabat sebagai Asisten Ekbang ini menyebut penyakit ini bisa dicegah, apabila masih berada pada stadium satu. Syamsul menghimbau agar masyarakat memperhatikan lingkungan baik di rumah maupun di pekarangan rumah. Di dalam rumah, ia menghimbau agar warga tidak menggantung pakaian, menguras bak mandi dan memasukkan bubuk abate. Seperti kaleng bekas menurutnya harus dikubur dan yang menjadi problema adalah ban bekas. Karena bagaimanapun posisi ban bekas itu diletakkan tetap dapat menampung air.

(crew_humas/dv)