“Diberbagai sektor, Batam unggul jika dibandingkan dengan daerah lain. Pada saatnya, Batam akan menjadi bandar internasional dan lokomotif ekonomi nasional,” katanya.
Tentunya untuk menciptakan SDM yang handal diperlukan peran guru. Diawal pembangunan Batam, tenaga kerja yang dipakai berasal dari luar Batam. Ini disebabkan karena pembangunan Batam tidak didesain seperti saat ini, dimana pada waktu itu jumlah penduduk Batam hanya 3 ribu orang. Seiring dengan pembangunan Batam yang sangat pesat seperti saat ini tentu tidak bisa mengandalkan tenaga kerja dari luar. Melainkan harus menciptakan SDM yang handal, jika tidak maka pembangunan di Kota Batam akan stagnant. Jika hal itu terjadi, maka pemerintah akan kolabs. Tidak dipungkiri bahwa Batam sebagai kota industri masih membutuhkan tenaga kerja asing, namun kebutuhan akan tenaga kerja asing disesuaikan dengan porsinya. Untuk menciptakan SDM handal tersebut, kini di Batam telah berdiri sembilan perguruan tinggi.
Mengenai persoalan pendidikan di Kota Batam sendiri, menurutnya disebabkan oleh tingginya arus migrasi ke Batam dan tingginya angka kelahiran. “Peranan guru di Batam sangat penting untuk menciptakan SDM yang handal. Kebijakan pemerintah adalah mengutamakan sekolah-sekolah kejuruan, agar bisa diserap langsung oleh perusahaan,” kata Wako dalam sambutannya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Muslim Bidin dalam sambutannya mengatakan bahwa lokakarya tersebut diselenggarakan secara bertahap dengan jumlah peserta 220 orang. Lokakarya ini diselenggarakan dari tanggal 18 Mei sampai 29 Mei 2010 di Hotel Vista. Sebagai nara sumber pada acara lokakarya ini adalah Dadang Iskandar selaku Dekan FKIP Universitas Pasundan, Bandung. Tujuan diselenggarakan lokakarya ini agar para guru memiliki kompetensi dalam menyusun kurikum dibidangnya masing-masing. Diharapkan melalui lokakarya ini, para guru dapat menguasai kompetensi dan KTSP sesuai bidangnya masing-masing.
(crew_humas/dv)