Home Siaran Pers Seribu Pramuka Penuhi Dataran Engku Putri

Seribu Pramuka Penuhi Dataran Engku Putri

0
122

HUMAS PEMKO BATAM Seribu anak-anak pramuka se Kota Batam mengikuti upacara peringatan HUT Pramuka Ke-58 Tingkat Kota Batam Minggu (18/8) pagi di Dataran Engku Putri. Upacara dipimpin Wali Kota Batam, Muhammad Rudi. Upacara dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Kota Batam, Marlin Agustina Rudi, Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin selaku Ketua Harian Kwarcab, Asisten, pimpinan OPD, camat, lurah di lingkungan Pemko Batam dan jajaran forum komunikasi pimpinan daerah (FKPD). Perwakilan pramuka se Kota Batam juga mempersembahkan tarian semapur untuk memeriahkan HUT Pramuka.

Hari Pramuka kali ini mengusung tema “Bersama Segenap Komponen Bangsa, Gerakan Pramuka Siap Sedia Membangun Keutuhan NKRI”. Tema ini hadir di tengah-tengah keprihatinan banyaknya permasalahan kekinian yang mengancam keutuhan dan keberlangsungan negara dan bangsa Indonesia. Dalam upacara itu Wali Kota membacakan sambutan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Komjen Pol (Purn) Budi Waseso.

Ada enam pesan penting yang harus menjadi perhatian Kakak-kakak dan Adik-adik dapat pramuka sempena HUT Pramuka ini. Merebaknya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, terpaparnya Radikalisme dan Terorisme, serta maraknya Penyalahgunaan Narkoba.

“Merupakan tiga kejahatan yang menjadi tantangan terbesar bangsa Indonesia saat ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini, saya mengajak segenap pengurus kwartir, para pelatih dan pembina, serta semua anggota Pramuka senantiasa menjadi pioneer dalam menanamkan nilai-nilai anti kejahatan luar biasa (extra ordinary crimes),” ucap Rudi.

Bidang globalisasi selain mempunyai aspek positif, tetapi tidak sedikit menimbulkan dampak negatif. Dengan globalisasi dunia seakan tanpa batas (borderless), begitu pula lalu lintas orang dan barang dapat berpindah dengan mudah. Sepintas lalu dengan globalisasi memudahkan pemenuhan berbagai kebutuhan dasar manusia, termasuk kebutuhan pangan.

“Saya meminta setiap anggota Pramuka bertekad untuk sejauh mungkin tidak mengkonsumsi produk pertanian dan pangan impor, dan beralih kepada produk lokal dalam setiap kegiatan Pramuka dan keseharian. Kedepannya saya harapkan tidak ada lagi konsumsi oleh anggota Pramuka produk makanan dari gandum atau bahan lain yang masih terus diimpor. Jadikan gerakan ini sebagai wujud kecintaan segenap anggota Pramuka kepada NKRI dan para petaninya,” paparnya.

Selanjutnya kerusakan dan pencemaran lingkungan merupakan kelalaian kita semua akan pentingnya memikirkan warisan yang akan diberikan kepada generasi penerus pada masa mendatang. Mencintai alam merupakan wujud dari rasa kasih sayang setiap anggota Pramuka bagi diri sendiri dan bag generasi penerusnya. Diharapkan berkembangnya hard skill bagi segenap anggota Pramuka untuk setiap saat melakukan aksi nyata “perang terhadap sampah plastik”.

Kegagalan umat manusia memelihara kelestarian lingkungannya, sama artinya undangan terbuka bagi timbulnya berbagai bencana, seperti: banjir, longsor, kebakaran hutan dan lahan. Penanggulangan bencana yang tidak terorganisir dengan baik, menurunkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, tentang kemampuannya menjalankan perintah aktif Konstitusi “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”.

Keprihatinan tentang belum terstandarnya seragam Pramuka, baik warna, desain, atribut dan tata cara penggunaannya, menunjukkan kurangnya perhatian selama ini tentang kesadaran arti penting persatuan dan kesatuan. Gerakan Pramuka akan Siap Sedia Membangun Keutuhan NKRI, jika kesadaran akan persatuan menjadi hal yang utama. Untuk itu, peninjauan dan pembaruan seragam Pramuka menjadi prioritas Kwartir Nasional dalam upaya menjadikan seragam mempunyai ciri kesamaan, mulai dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Pulau Rote, mulai dari Pembina sampai dengan anggota Pramuka Siaga, serta mulai dari Kwartir Nasional hingga Gugus Depan.

Kegiatan Gerakan Pramuka merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional, sehingga penyelarasannya dengan jenjang pendidikan formal dan pendidikan non formal lainnya menjadi sangat penting. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang kini merupakan bagan dari program wajib belajar, belum sepenuhnya terakomodir dalam penjenjangan Gerakan Pramuka.(HP)

NO COMMENTS