Home Siaran Pers Rudi Sebut Bangunan Fisik Menjadi Simbol Batam Tanah Melayu

Rudi Sebut Bangunan Fisik Menjadi Simbol Batam Tanah Melayu

0
193

HUMAS PEMKO BATAM – Walikota Batam, Muhammad Rudi menyebut bentuk bangunan fisik dapat menjadi simbol Batam sebagai bumi melayu. Hal ini disampaikannya saat memberi sambutan dalam Sosialisasi Perda Provinsi Kepri No.1 Tahun 2014 Tentang Lembaga Adat Melayu (LAM) oleh LAM Provinsi Kepri, Selasa (4/12) di Kantor Walikota Batam. Katanya, meski ada Perda namun tidak akan selesai jika Kepala Daerah tidak ikut andil dalam pembangunan fisik.

“Maka kepada daerah menjadi penentiu, misalnya ketika memberikan izin. Satu per satu akan saya terapkan,” sebut Rudi.Pemko Batam menurutnya sudah mulai menerapkan salah satunya adalah bangunan Masjid Sultan Riayat Syah III di Batuaji yang kental dengan ornamen melayu dan simbol Islam. Begitu juga dengan bangunan Masjid Agung Batam, Batamcentre yang akan dipugar tahun 2019. Katanya, bagian kiri, kanan dan belakang masjid akan dibuat 100 persen bernuansa melayu.

“Secara fisik harus kita tunjukkan dulu. Sehingga orang yang berkunjung ke Batam sudah tau Batam ini daerah melayu. Dalam dua tahun ke depan Batam ini sudah terlihat ciri khasnya,” paparnya.

Kepada zuriat, ia pernah meminta agar dicarikan lahan di Nongsa agar dibuat istana kecil. Istana ini menjadi bukti bahwa dulu di Batam pernah ada kerajaan. Pemko Batam menurutnya tidak memiliki lahan.

Adapun tema pada acara sosialisasi Perda tersebut “Dengan Perda No.1 Tahun 2014 Kita Tingkatkan Wibawa LAM Serta Marwah dan Martabat Masyarakat Melayu di Kepri. Nazar Ketua Pelaksana sosialisasi mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang melayu dalam mempersiapkan pemimpin masa depan.

Peserta sosialisasi berjumlah 400 orang terdiri dari pengurus LAM Kota Batam, pengurus LAM Kecamatan, Hulubalang dan Zuriat serta kerabat.

Sosialiasi ini turut dihadiri Gubernur Provinsi Kepri, Nurdin Basirun, Ketua Umum LAM, Nyat Kadir dan Ketua LAM Provinsi Kepri, Abdul Razak. Sebagai nara sumber, Nurdin akan menyampaikan materi tentang adat istiadat melayu dalam kehidupan sosial. Selanjutnya, Walikota Batam, akan menyampaikan materi tentang peran organisasi dan hulubalang dalam kaderisasi pemimpin masa depan. Abdul Malik akan memaparkan materi tentang jati diri melayu sebagai tuan di negeri sendiri.

Ketua LAM Provinsi Kepri, Abdul Razak mengatakan Perda ini lahir setelah 3 tahun. LAM di Provinsi Kepri sudah berdiri sejak tahun 2006 dan sebelumnya bergabung dengan LAM Provinsi Riau di Pekanbaru. Sosialisasi Perda ini menurutnya sudah dilakukan LAM Provinsi Kepri di Kabupaten Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Bintan dan Kota Batam.

Datuk Setia Amanah Nurdin Basirun, Gubernur Provinsi Kepri mengatakan adat istiadat melayu tidak akan hilang dimakan zaman. Perda ini menurutnya sebagai kepedulian pemerintah. Terkait pembangunan menurutnya andil Kepala daerah sangat besar terutama dalam menentapkan aturan yang bercirikan melayu. Katanya, jika lalai dan lengah maka melayu bisa punah. Melestarikan melayu ini menurutnya tanggungjawab kepala daerah bersama masyarakat.

“Melayu identik dengan Islam. Islam itu Rahmatan Lil Alamin. Tak menyinggung suku dan ras. Semua adat suku lain terlindungi karena bisa mengayomi adat yang lain,” sebutnya.

Katanya, jika tidak dilestarikan melayu bisa hilang identitas. Ditelan mordenisasi oleh karena itu adat istiadat harus dijaga karena itu merupakan jati diri. Politik will nya mulai dari pemerintah salah satunya dengan membuat Perda. Perda ini merupakan kebangkitan baru masyarakat melayu di kepri.

“Tujuannya agar kita tahu dengan kemelayuan kita. Kini kue-kue kampung sudah berubah nama. Tari melayu sudah kolaborasi. Melestarikan melayu ini tanggungjawab kita semua,” tutupnya.(HP)

NO COMMENTS