HUMAS PEMKO BATAM– Jika dibandingkan dengan Bulan Januari lalu, diprediksi Inflasi di bulan Februari turun. Dari pendataan yang dilakukan tim BPS diketahui harga sayur hijau mengalami penurunan harga mencapai 35 persen dari bulan Januari. Begitu juga untuk komuditas barang tidak bergerak juga mengalami penurunan harga dan ini berperan menurunkan inflasi di Kota Batam. Sedang untuk harga emas di minggu ketiga bulan Februari mengalami kenaikan 10-15 persen.
“Berdasarkan survey yang dilakukan diprediksi 0,01 persen deplasi di bulan ini,” sebut Kepala BPS Kota Batam, Rahyudin disela rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Batam, Senin (26/2) di kantor Walikota.
Pada bulan Januari inflasi Kota Batam cukup tinggi mencapai 0,99 persen. Wakil Wali Kota (Wawako) Batam, Amsakar Achmad mengatakan perlu diambil langkah-langkah untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan inflasi terlebih menjelang ramadhan dan lebaran. Dalam kesempatan itu Wawako juga menyampaikan yang menjadi pemicu kenaikan inflasi salah satunya melonjaknya harga beras di Batam.
“Prediksi terjadinya deplasi menggembirakan, sehingga kita bisa berbenah mulai dari nol lagi. Survey biaya hidup sedang dilakukan oleh BPS,” kata Wawako.
Wawako menyebutkan bahwa Batam membutuhkan importasi beras. Apabila distributor mendatangkan beras dari Cipinang, harga jual di Batam akan di atas harga eceran tertinggi (HET). Inilah yang menyebabkan salah satu faktor tingginya harga beras di Kota Batam. Dalam kesempatan itu Wawako mengatakan bahwa Pemko Batam telah mengajukan pembukaan keran impor beras ke Kementrian Perdaganganan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, angka pertumbuhan ekonomi Batam Januari lalu 2,01 persen. Namun inflasi tinggi, di angka 4,46 (year on year/yoy). Artinya ada selisih atau kesenjangan sebesar lebih dari 2 persen antara pertumbuhan ekonomi dengan inflasi. Tahun ini, Pemerintah Kota Batam, kata Amsakar, punya program sembako murah. Sebanyak 128 ribu paket sembako bersubsidi digelontorkan di 64 kelurahan.
Meski begitu, Amsakar akui sembako murah ini tidak serta merta dapat menekan inflasi dan penuhi kebutuhan di Batam. Tapi sedikit banyaknya mempengaruhi atau mengintervensi harga beras di pasar.
BPS juga memaparkan, inflasi di Kota Batam selalu di atas inflasi nasional. Dari survey yang dilakukan terhadap 82 kota di Indonesia, Batam berada di posisi ke 16 sedangkan kota Tanjungpinang berada di posisi 74.
Kepala BI Perwakilan Kepri, Gusti Raizal Eka mengakui awal tahun 2018 lonjakan inflasi tinggi. Gusti mengatakan tren di awal tahun memang selalu naik namun tidak setinggi awal tahun 2018. Adapun target inflasi tahun 2018 3,5 plus -1 persen. Ia mengatakan meskipun deplasi tapi tidak bisa menetralisir inflasi yang ada di awal tahun ini.
“Inflasi itu terjadi di Januari, nanti inflasi kembali naik di Bulan Mei menjelang puasa sampai Juni dan Juli. Ini yang perlu diantisipasi da nada langkah-langkah yang perlu diambil,” paparnya.
Rapat dihadiri oleh Ketua Harian TPID Kota Batam, Jefridin, distributor dan Kepala Bulog Kota Batam dan OPD terkait.(HP)