“Kita sudah koordinasi dengan pihak pengembang dan BP Batam. Paling lambat Februari alat sudah masuk ke lokasi. Walau kita belum membangun drainase yang penting bagaimana air bisa mengalir dulu ke laut,” kata Yusmasnur.
Pemko Batam menurutnya fokus untuk menangani permasalahan banjir pada saluran primer dan skunder. Untuk drainase yang berada di lingkungan pemukiman masyarakat terutama diarea perumahan, menurutnya developer lah yang bertanggungjawab. Oleh karena itu apabila terjadi banjir pada suatu daerah dan membutuhkan alat berat untuk normalisasi saluran itu, Dinas PU menurutnya siap untuk menurunkan alatnya.
Pada tahun 2011 melalui APBD Kota Batam, Dinas PU akan melakukan Pemeliharaan Rutin Drainase Kota Batam dengan volume 40.000 meter. Pembangunan Drainase Wilayah I Kota Batam, meliputi pembangunan drainase perbatasan KDA dan Perumahan Cipta Emerald Kelurahan Belian. Serta pembangunan drainase Sawang Permai Menuju SD 02 Batu Aji dan Drainase Perum Putra Moro, masing-masing satu paket.
Ditambahkan oleh Direktur Perencanaan Teknik Badan Pengusahaan (BP) Batam, Istono, menyebutkan pada dasarnya Dinas PU siap turun ke lapangan apabila terjadi banjir untuk penanganannya. Tetapi yang menjadi kendala adalah persoalan teknis di lapangan sehingga penanganan itu tidak bisa langsung dilakukan. Katanya ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya banjir. Pertama, infrastruktur yang tidak memadai. Dalam hal ini Pemko Batam menurutnya berupaya untuk mengentaskan persoalan banjir. Hal ini sudah dilakukan dengan memperbaiki saluran pada jalan-jalan utama, seperti di jalan menuju bandara.
Kedua, faktor masyarakat, mulai dari tingkat bawah hongga pengusaha (developer) tidak memperhatikan pada waktu melakukan pembangunan. Setelah dibangun atau melakukan pemotongan bukit, mereka langsung meninggalkan lokasi yang telah dibangun tersebut. Faktor ke tiga adalah pemerintah. Namun menurutnya Pemerintah berupaya untuk menyelesaikan persoalan banjir di Kota Batam.
(crew_humas/dv)