BATAM – Pemuka Agama propinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Jum’at (19/12) berkunjung ke kantor Walikota Batam, guna bersilaturahmi dan berdiskusi membahas beragam persoalan umat di dua propinsi. Kunjungan tersebut ibarat curhat, karena kedua daerah saling berbagi pengalaman dan berbagi cerita mengenai kondisi kehidupanumat beragama di daerahnya masing-masing.
Menurut pimpinan rombongan yaitu Kepala Biro Sosial & Pemberdayaan Perempuan, Pemprov Kaltim, Hj. Triningsih, kunjungan ke Batam merupakan kunjungan muhibah, yang tujuannya silaturahmi dan dialog. Dipilihnya Kota Batam sebagai tempat mencari perbandingan karena daerah ini dianggap memiliki penduduk yang heterogen, sekaligus tempat tujuan investasi terbesar di Indonesia.
“Kami hadir dengan 13 perwakilan, terdiri dari perwakilan pemerintah propinsi, kabupaten/kota, pejabat Depag, pemuka lintas agama, serta pemuka adat di Propinsi kami yaitu Kaltim,” sebut Triningsih.
Kedatangan rombongan Pemprov Kaltim ini juga disambut oleh sejumlah tokoh agama di Batam. Diantaranya Ketua MUI Kota Batam, Usman Ahmad, Ketua FKUB Kota Batam Didi Suryadi, Kepala Kantor Depag Kota Batam, Khudri Syam, Tokoh Umat Protestan, Katholik, Hindu, Budha dan Aliran Konghucu. Unsur pemerintah, rombongan disambut Asisten Ekbang Syamsul Bachrum.
“Sebagai wilayah heterogen, kami ingin belajar cara Pemko Batam mengurangi sentimen sosial yang menjurus kepada lahirnya konflik horizontal yang bernuansa SARA,” sebut Triningsih. Sebelum ke Batam, tahun 2007, pemuka agama dan adat Kaltim ini juga pernah singgah ke Kota Surabaya.
Asisten Ekbang Syamsul Bachrum yang hadir dalam kapasitas mewakili Walikota menyambut baik adanya kunjungan tersebut. Kepada pemuka agama Kaltim, Syamsul menceritakan bahwa guna menjaga kerukunan antar umat beragama di Batam, masing-masing elit agama dikumpulkan menjadi satu
Kondisi kerukunan umat beragama di Batam cukup baik karena masing-masing elit lintas agama selalu berkoordinasi untuk membina kebersamaan didalam perbedaan suku, ras bangsa dan agamanya masing-masing.
“Alhamdulillah selama ini kami aman-aman saja. Untuk membangun kerukunan dalam kegiatan keagamaan, kami lebih sering merangkul elit agar mereka bisa membina umat/pengikutnya,” terang Syamsul.
Ketua Depag Kota Batam, Khudri Syam menyebut, sesuai data yang ada, dari 849 ribu penduduk Batam, penganut Islam 76 persen, Budha 8 persen, katolik 3 persen, protestan 11 persen, hindu 1 persen, dan konghucu 1 persen.
” Selama ini, kami lebih fokus memperbaiki kualitas kehidupan umat daripada memperbincangkan perbedaan masing-masing agama. Alhamdulillah hasilnya positif. Dalam pembinaan kerukunan umat kami membentuk FKUB ,” demikian Khudri Syam.
Pada tanggal 27 Desember 2008, bersempena ulang tahun Departemen Agama, Khudri Syam menyampaikan bahwa sedikitnya 10 ribu umat beragama di Batam akan berkumpul guna mengikuti lomba gerak jalan santai. Program tersebut dijalankan karena semua pihak memandang bahwa kerukunan hidup antar umat jauh lebih penting dibandingkan melahirkan bibit-bibit perpecahan bernuansa SARA.
“Batam hanya punya potensi SDM. SDA kurang dan modal untuk membangun Batam itu salah satunya adalah mempertahankan harmonisasi hubungan umat dalam berbagai sisi kecuali bekerjasama dalam melaksanakan ibadah masing-masing agama,” demikian Khudry Syam.
Pertemuan antara Pemuka agama Kaltim ini diakhiri menjelang masuknya waktu shalat Jum’at, dan diakhir acara dilangsungkan penyerahan atau saling tukar menukar cindera mata. (*)