Meski berada diakhir pawai, namun saat peserta tuan rumah ini sampai di panggung penjemputan akhir, mereka mendapat tepukan yang meriah oleh mayarakat yang menyaksikan. Dalam rombongan itu, berada paling depan, dua orang membawa spanduk bertuliskan ‘Bunda tanah melayu, harmoni dalam keberagaman’. Kemudian disusul Marching band.
Setelah marching band, rombongan Lembaga Adat Melayu (Kepri) melalui panggung akhir sebagai tempat penyambutan Walikota Batam Ahmad Dahlan dan Wakil Walikota Batam Rudi beserta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Batam dan sejumlah kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Batam.
Saat melalui tenda, seketika itu juga Ahmad Dahlan dari panggung turun untuk menyalami para pengurus LAM tersebut sambil menyapa meski suasana saat itu dalam keadaan hujan. Setelah panampilan pengurus LAM, tampil para ibu-ibu marhaban, busana adat melayu hingga penampilan budaya melayu saat sunat bagi anak-anak dengan cara diarak menggunakan tandu.
“Ini merupakan budaya saat sunatan. Anak-anak diarak menggunakan tandu dan diiringini dengan rebana dengan menggunakan kompang,”kata pembawa acara sedikit menjelaskan.
Dalam pawai tersebut, majelis taklim Jabal Arafah juga turut ambil bagian. Para peserta terlihat semangat meski berjalan sekitar 1,9 kilometer dengan kondisi cuaca yang kurang bersahabat. Kontingen Kepri terbilang banyak, karena setiap Kabupten/Kota yang ada juga turut ambil bagian.
Seperti Kabupten Lingga dengan penampilan utama, yakni dekorasi kendaraan membentuk tiga ekor unta besar. Kota Tanjungpinang dengan Gurindam 12 nya dan daerah lain yang menampilkan masing-masing budaya dan hasil sumber daya unggulan daerahnya.
Ahmad Dahlan mengatakan, pawai ta’aruf yang dilakukan ini merupakan ajang nostalgia bagi masyarakat Batam. Mengingat Batam sangat heterogen, bermacam budaya ada dari Sabang sampai Merauke.
“Saya sangat mengapresiasi seluruh peserta pawai yang sudah ikut serta.
Ini merupakan ajang lepas rindu warga Batam akan kesenian daerah asalnya. Karena warga Batam heterogen. Memang di Batam sering dilakukan pawai, tapi ini berbeda.
Kami sangat senang, tapi bukan suatu hal yang baru bagi masyarakat Batam,”katanya.
Dari kontingen pawai dari provinsi lainya juga tidak kalah menarik. Seperti Riau. Untuk ini Gubernur Riau Anas Mamun mewakili seluruh rombongan MTQ XXV ikut serta. Menariknya diperjalanan ia keluar dari barisan untuk menyerahkan beberapa telur penyu hijau kepada Plt Menteri Agama yang juga menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dipanggung star pawai. Penyu hijau merupakan binatang khas Pulau Jemur, Kabupaten Rokan Hilir.
Sementara itu Kontingen DKI Jakarta diramaikan oleh kahdiran artis senior yang seniman betawi Mpok Nori. Kemudian Banten menampilkan atraksi kesenian Debus. Atraksi yang mayoritas masyarakat menggap sangat berbahaya karena penampilan dengan menggunakan senjata tajam.
Pawai tersebut dibuka oleh Agung Laksono sekitar pukul 14.00 Wib didampingi Gubernu Kepri HM Sani dan Wakil Gubernur Soerya Respationo serta unsur FKPD Kepri lainya. Dalam pawai tersebut, sepanjang jalan yang dilalui juga dipagar betis oleh ibu-ibu majelis ta’lim dari Kota Batam serta diiringi oleh Drum Band Praja IPDN.