Dalam sambutannya, Syafei mengajak agar warga Pasundan yang merantau di Provinsi Kepri tetap menganut falsafah dimana bumi dipijak disana langit dijunjung. Tentunya tidak dengan melupakan nilai-nilai budaya Pasundan. Menurutnya, Paguyuban Pasundan merupakan paguyuban tertua dan termasuk terbesar di Indonesia. Di Jawa Barat sendiri jumlah warganya 42,3 juta, Banten 8 jutaan dan tersebar di Indonesia, serta luar negeri. Syafei juga mengucapkan terimakasih kepada Walikota Batam dengan terbentuknya paguyuban ini maka dapat menjadi wadah silahturahmi antar warga Pasundan. Selain itu warga Pasundan yang berada di perantauan akan mendapat pengakuan dan perlakuan yang baik.
Sementara itu Ketua Umum DPD Paguyuban Pasundan Kepri, Dede Suparman mengucapkan terimakasih atas dukungan yang diberikan oleh walikota sehingga terlaksananya acara ini. Ia juga mengajak warga Pasundan yang ada di Batam khususnya dan di Kepri untuk bersama-sama membangun Batam dan Provinsi Kepri. Dalam kesempatan itu Tatang Sukarna, Kajari Batam mengharapkan agar keberadaan warga Pasundan di Batam dapat dirasakan eksistensinya. Disamping itu dapat membuat program kegiatan yang bersifat sosial dan mendorong pembangunan di Provinsi Kepri.
Gubernur Provinsi Kepri, Ismeth Abdullah dalam sambutannya mengatakan bahwa Batam dan Kepri sejak dulu merupakan kawasan yang multi etnis. Dengan pengurusan DPW Paguyuban Pasundan yang baru ia mengharapkan membawa kecerahan dan kemajuan bagi Batam dan Kepri. Diantaranya tokoh asal Pasundan yang berhasil memberikan dedikasinya dalam membangun Batam adalah Raden Sulaiman. Warga Pasundan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kepri dan harapannya ke depan kesejahteraan dari waktu ke waktu lebih baik dan lebih makmur.
”Pembangunan Batam dan Kepri terus berjalan dari waktu ke waktu untuk itu kekompakan perlu dijaga untuk memajukan pembangunan tersebut,” katanya mengakhiri sambutan.
(crew_humas/dv)