“Namanya pegawai Imigrasi, orang tua saya selalu pindah tugas. Tapi saya bangga menjadi putera kelahiran Belakang Padang. Meski tidak mengenyam pendidikan di pulau tersebut, tapi saya selalu mendengar cerita tentang Belakang Padang dari ayah saya,” katanya.
Cerita yang ia dengar dari sang ayah, bahwa Pulau Belakang Padang pernah dijadikan sebagai pulau persinggahan para bajak laut. Selain itu, pulau ini juga berdekatan dengan Singapura dan pernah dijadikan lalu lintas penyelundupan. Meski tidak menetap disana, namun ia masih mengenang pulau Belakang Padang yang merupakan tempat kelahirannya. Bahkan tiga tahun yang lalu, pria yang kini menjabat sebagai Direktur Kerjasama Intra Kawasan Asia-Pasifik dan Afrika Deplu ini berkunjung ke Belakang Padang.
“Belakang Padang itu bagusnya dikembangkan sebagai kota pariwisata,” katanya.
Yang ia tahu mengenai Belakang Padang adalah, bahwa disana tidak ada mobil. Namun yang membuatnya kagum adalah kehidupan masyarakat setempat yang rukun dan damai. Terlebih kini ia mengetahui bahwa di sana sudah terdapat sarana pendidikan yang lengkap mulai dari tingkat SD, SMP hingga SLTA. Jika ada waktu nantinya, Hadi juga ingin kembali mengunjungi tanah kelahirannya tersebut.
“Jika pensiun saya ingin menghabiskan masa tua saya di Belakang Padang,” katanya tersenyum.
(crew_humas/dv)