Home Siaran Pers Bhakti Pemuda 4 Provinsi Berkolaborasi di Batam

Bhakti Pemuda 4 Provinsi Berkolaborasi di Batam

4
167

BATAM – Batam sebagai tempat miniatur kebudayaan Nusantara tidak bisa dipungkiri lagi dengan eksistensi masyarakat Batam yang heterogen sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Batam. Berbagai komponen masyarakat yang mempunyai peranan strategis dalam melestarikan kebudayaan tersebut adalah kaum pemuda-nya yang akses terhadap berbagai obyek kebudayaan yang sudah menjadi ciri khas kebudayaannya masing-masing.

Kolaborasi berbagai atraksi kebudayaan dimaksud dapat dilihat dari pagelaran budaya peserta bhakti Pemuda antara Provinsi yang menjadi event tahunan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga RI dengan menunjuk Batam sebagai tuan rumah dan dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Kelurahan Tanjung Uma hari Sabtu (16/5) malam harinya.

Kepala Kantor Pemuda dan Olah Raga Drs.Jefridin, M.Pd., mengatakan acara ini digelar untuk mempererat jalinan kerjasama dengan masyarakat Indonesia yang berasal berbagai provinsi yang ada. Kedepannya Kanpora akan mengadakan pertukaran pemuda dengan seluruh provinsi di Indonesia. Sebelumnya dilakukan seleksi terhadap peserta pertukaran pemuda, yang tadinya 30 orang, terseleksi 13 orang.

“Kriteria seleksi diantaranya kemampuan tentang seni, budaya, tari, lagu-lagu daerah dan pengetahuan umum, batas usia peserta antara 18-35 tahun yang dilengkapi dengan surat ijin orang tua dan ijin dari kampusnya bagi yang masih kuliah. 13 orang dikirim ke Bengkulu selama satu minggu untuk pembekalan dan kemudian selama 45 hari mereka disebar ke 33 propinsi untuk pengenalan lebih jauh daerah yang dikunjungi mengenai budayanya. Secara tidak langsung peserta tersebut sebagai duta budaya daerah asalnya”, katanya lagi.

Walikota Batam, yang diwakili oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Syamsul Bahrum yang didaulat membuka acara bertajuk Pagelaran Budaya Peserta Bhakti Pemuda antar Provinsi (PBAP) tahun 2009 tersebut, menyambut baik acara ini dan ditunjuknya Batam sebagai tuan rumah merupakan kehormatan dan kesempatan Bagi Batam untuk mempromosikan berabagai budaya Melayu sebagai payung bagi budaya-budaya Nusantara yang juga eksis di Batam, katanya diawal sambutannya.

Masih menurut Syamsul, dipilihnya lokasi acara berskala Nasional tersebut di lapangan sepakbola Tanjung Uma menjadi sejarah tersendiri bagi para peserta karena Tanjung Uma termasuk sebagai salah satu kampung tua di Batam dimana warganya merupakan penduduk asli Melayu  dan sudah eksis di wilayah tersebut sebelum Batam dikembangkan sebagaimana adanya saat ini, katanya lagi meyakinkan para peserta dari 3 provinsi lainnya.

”Acara ini ditujukan untuk membangkitkan dan menumbuhkan kembali rasa bangga dan percaya diri masyarakat khususnya generasi muda Batam terhadap budaya mereka,” ujar Syamsul.

Adapun para peserta dari berbagai provinsi di Indonesia seperti Sulawesi Utara, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bangka Belitung dan Kepulauan Riau sebagai tuan rumah acara yang mengirimkan masing-masing pemudanya sebanyak  8 orang, dengan menampilkan budaya masing-masing pula diantaranya baju adat, makanan khas, tari-tarian dan bahasa.

Selama ini keanekaragaman budaya di Melayu hampir tidak diperkenalkan melalui pendidikan di sekolah formal. Secara eksplisit, materi tentang budaya lokal tidak masuk dalam kurikulum di sekolah dasar hingga sekolah menengah.

”Kondisi ini cukup memprihatinkan, mengingat generasi muda Batam seharusnya menjadi penerus dan pelaku dalam pengembangan kebudayaan Melayu. Oleh karena itu, masyarakat Batam khususnya generasi muda harus diberi pengenalan dan pemahaman jelas akan keanekaragaman budaya melalui suatu wadah, salah satunya Pagelaran Budaya ini,” ujar Syamsul.

Beliau berharap acara ini dapat mempromosikan kekayaan budaya nasional, khususnya budaya Melayu selaku payung budaya Batam yang turut mendukung Visit Batam 2010.

Malam pagelaran tersebut berlangsung meriah dan dihadiri sekitar 500 penonton yang memadati lapangan Sepak bola Kelurahan Tanjung Uma dan sekligus menunjukkan betapa unsur budaya mampu memikat antusiasme masyarakat Kota Batam sekaligus menambah wawasan masyarakat Batam terhadap budaya Indonesia.

(*ttn & nn)

4 COMMENTS

  1. bpap 2009
    masih belum maksimal coy.... but...tetap enjoy aja....hidup pak ewo.... NKRI harga mati..
  2. Chairuman
    MantaB. Kolaborasi empat provinsi yang sangat bagus sekali dan memang Indonesia seharusnya seperti ini. Saling bekerjasama dan belajar perbedaan melalui keanekaragaman budaya. Hidup Pemuda Indonesia. Hidup PPMI.