Rencana kerja perusahaan konsorsium tersebut terungkap pada saat Pemko Batam mendapatkan presentasi atas rencana awal kegiatan investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan yang bermarkas di Darwin, Australia Barat tersebut Selasa (15/1) siang.
Hadir mendengarkan Wakil Walikota Batam, Ir Ria Saptarika, Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kota Batam, Drh Suhartini, MM serta pejabat Pemko lainnya.
Menurut Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Kota Batam, Drh Suhartini, perusahaan konsorsium ini memiliki usaha peternakan sapi pedaging seluas 3 ribu hektar di Darwin. Mereka berminat untuk menginvestasikan uangnya di Batam, tujuannya karena ingin menggarap peluang pasar ekspor daging kambing segar ke Singapura, Malaysia dan Iran.
“ Mereka juga sudah menyampaikan niatnya untuk membuka peternakan kambing pada pulau-pulau tertentu yang dinilainya berpotensi yang ada di Batam dan Kepri,” ujar mantan Kepala Karantina OB itu.
Didepan Walikota, Suhartini juga menyampaikan ajakan investor tersebut untuk mengintegrasikan rencananya pembangunan RPH kambing yang mereka gagas, dengan RPH sapi/kerbau di Sei Temiang. Namun, tawaran tersebut masih sebatas wacana dan belum dikonkritkan.
“Secara detil rencana mereka seperti itu. Pada prinsipnya kita pun menginginkan kegiatan slautering ini lokasinya ada di Pulau Batam dengan pertimbangan kalau di Pulau Batam mobilisasi dari Batam ke Singapura jauh lebih mudah. Dari sisi kualitas, daging yang dipotong bisa terhindar dari pencemaran dan penurunan kualitas daging segar yang dihasilkan,”ujarnya.
Sementara itu, pihak konsorsium Kennedy P Nanik menyebutkan, rencana investasi ini semula akan mereka tanam di Iran. Tapi karena termakan isu agresi Israel di Palestina berlanjut ke Iran, niat tersebut terpaksa diurungkan. Tempat ini dipilih lanjut Kennedy karena, selain memenuhi pasar daging di Iran dan pasar ekspor di negara-negara Islam Timur Tengah, Malaysia dan Singapura pun bersedia menampung daging kambing Australia yang akan mereka ekspor dari Batam. Dipilihnya Batam juga terkait dengan keyakinan konsumen di Timur Tengah atas kehalalan daging segar yang mereka konsumsi.
” Kambing hidup yang kami potong akan didatangkan dari Australia, menggunakan pesawat boing 747 yang akan mendarat di Hang Nadim. Panjang runway sudah kami amati, pada prinsipnya secara tekhnis tidak ada kendala,” ujar Kennedy sembari menginformasikan bahwa perusahaan mereka di Batam mendapat suntikan dana dari Bank Syari’ah Kuwait, yaitu Kuwait Finance House. Investasi ini ditargetkan mulai jalan 2 tahun lagi.
Kennedy juga menceritakan bahwa proyek RPH yang akan mereka bangun di Batam telah dikonsultasikan dengan menteri Pertanian RI, Anton Apriyantono dan Kepala Karantina Pusat di Jakarta. Pada prinsipnya kedua pejabat negara itu sudah setuju, hanya sebelum direalisasikan semua perizinan yang dibutuhkan, diurus sesuai mekanisme dari daerah hingga ke pusat. Tenaga kerja yang direkrut sebagian besar tenaga kerja lokal yang akan dilatih selama 6 bulan ke Darwin, Australia.
’’ Karena kami menggarap pasar ekspor internasional, RPH yang kami siapkan tersebut di sertifikasi ISO 9000. Syarat penting dari kami Batam benar-benar bebas dari penyakit Kuku dan Mulut. Soal peralatan pemotongan hewan yang kami gunakan semuanya canggih dan steril. Bahkan transportasi lokal pun kami atur. Dari sisi lingkungan, kontrak dan izin impor yang kami akan dapatkan, baru ditandatangani setelah adanya pemeriksaan area pembuangan limbah perusahaan oleh negara tujuan impor. Pokoknya, kami benar – benar dituntut menerapkan program zero waste,“ ujar Kennedy, yang juga pada kesempatan tersebut mengajak Ria Saptarika melihat proses pemotongan sapi pedaging milik perusahannya seluas 3000 hektar di Darwin Australia.
Wawako Ria Saptarika menyambut baik rencana investasi yang disampaikan perusahaan konsorsium tiga negara (Australia, Malaysia dan Indonesia) tersebut. Menurutnya, Pemko mendukung langkah itu, dan ia berharap investasi yang dicadang terealisasi secepatnya dan lebih jauh bisa memberikan keuntungan bagi daerah, “ Kami setuju dan progressnya mudah-mudahan terealisasi sesuai mekanisme dan aturan yang ada,” demikian Ria Saptarika (*)
Foto Lain***