Home Siaran Pers Amsakar Senang Mahasiswa NTU Belajar Bahasa Melayu di Batam

Amsakar Senang Mahasiswa NTU Belajar Bahasa Melayu di Batam

0
314

HUMAS PEMKO BATAM – Wakil Walikota Batam, Amsakar Ahmad menerima kunjungan mahasiswa Nanyang Technology University (NTU) Singapura yang ingin belajar bahasa melayu di Batam, Senin (1/10). Harapannya, mahasiswa dari Singapura sering ke Batam agar lebih lancar berbahasa melayu.

“Saya berbahagia sekali atas kunjungan pelajar Nanyang untuk mempelajari dari dekat bahasa melayu. Lagu kebangsaan Singapura berbahasa melayu jadi anak Singapura harus bisa berbahasa melayu. Saya sangat berterimakasih atas kunjungan ini,” sebut Amsakar.

Menggunakan bahasa melayu, para mahasiswa mempertanyakan kuliner, usia Kota Batam, oleh-oleh khas Batam hingga mall yang ada di Batam. Amsakar menyarankan agar para mahasiswa berkunjung ke Belakangpadang jika ingin nikmati kuliner khas. Selain itu juga ada yang meminta rekomendasi tempat belanja dan tempat wisata.

“Kalau minuman manis di sini ada cendol. Pergi ke Belakangpadang, beli cendol,” kata Amsakar menjawab pertanyaan Zulkifli, mahasiswa NTU yang berkunjung ke Kantor Walikota Batam, Senin (1/10).

Bersama Zulkifli ada sembilan mahasiswa NTU lain yang datang ke Batam untuk pelajari budaya melayu, khususnya bahasa.

Amsakar menjawab satu per satu pertanyaan mereka. Terkait usia Batam, ia menjelaskan sejarah ditetapkannya 18 Desember 1829 sebagai hari jadi Batam. Sedangkan jumlah penduduk Batam saat ini sekitar 1,3 juta jiwa.

Sementara makanan yang bisa dinikmati di Batam bermacam-macam. Mulai dari nasi padang sampai berbagai olahan makanan laut seperti ikan bakar, sop ikan, dan sebagainya. Buah tangan atau oleh-oleh yang direkomendasikan antara lain batik Batam, kue-kue, dan keripik.

“Untuk tempat melawat, bisa ke Pulau Abang, Pulau Rano, atau ke Rumah Potong Limas di Nongsa. Sedangkan pusat beli belah atau belanja di Batam banyak, ada Mega Mall, Nagoya Hill, BCS Mall, Kepri Mall, DC Mall,” sebut Amsakar.

Mantan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan ESDM Kota Batam ini mengatakan sejak awal tahun sudah empat momen kunjungan penting dari Singapura ke Batam. Ini menunjukkan hubungan antara keduanya baik. Dan harus terus ditingkatkan dari waktu ke waktu.

Terkait bahasa melayu, menurut Amsakar, anak muda Singapura juga harus memahaminya. Karena lagu kebangsaan Singapura saja masih menggunakan bahasa melayu.

“Persaudaraan empat bangsa, Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam juga masih mengandalkan bahasa melayu untuk komunikasi. Jadi anak-anak Singapura juga harus paham bahasa melayu. Saran kami sering-seringlah datang ke Batam, bawa jumlah lebih banyak datang ke Batam sehingga lebih lancar komunikasi bahasa melayunya,” tutur dia.

Pengajar NTU, Hani menjelaskan pelajaran bahasa melayu ini adalah mata kuliah pilihan. Ada dua puluh bahasa asing yang bisa dipilih mahasiswa untuk dipelajari sebagai bahasa ketiga.

“Ini dilakukan supaya bisa bersaing di persada dunia. Kunjungan ini untuk mengajarkan mereka persamaan dan perbedaan antara bahasa melayu yang kita gunakan dengan Bahasa Indonesia,” sebutnya.

Setelah kunjungan ke Kantor Walikota Batam, rombongan langsung dibawa ke situs budaya Rumah Potong Limas yang ada di Kecamatan Nongsa. Selain itu mereka juga berkeliling Kota Batam.(HP)

NO COMMENTS