“Saya katakan saya siap membantu proses aplikasi perusahaan ini . Karena perusahaan Cina ini betul-betul ekspansi keluar, jadi apabila kita tidak tangkap, mereka bisa keluar Batam. Apalagi Cina memiliki modal yang cukup besar,” katanya dalam konfrensi pers dengan wartawan lokal dan nasional di lantai V kantor walikota.
Pada pertemuan itu, Wako juga menyampaikan peristiwa yang terjadi di PT Drydock World Graha termasuk langkah-langkah yang telah dilakukan Pemko untuk melokalisir kejadian itu. Dari 15 perusahaan yang tengah aplikasi tersebut diantaranya bergerak dibidang industri besi beton, industri percetakan, industri mur dan baut, industri peralatan dari logam dan industri paku, mur dan baut serta industri logam dasar bukan besi dan penyediaan tenaga listrik. Ke 15 perusahaan ini sudah melakukan aplikasi ke Kota Batam sejak Juni 2009.
Dari seluruh perusahaan Cina yang tengah aplikasi tersebut, Wako mengatakan bahwa Batam tertarik dengan seluruh investasi yang direncanakan, termasuk investasi listrik. Ini karena Batam bukan sebagai tempat pemasaran melainkan sebagai tempat produksi dan pasar mereka adalah di luar yakni Asia Pacific. Yang masih kurang menurutnya adalah, Batam belum memiliki Permanent Kontainer Port. Jika Permanent Kontainer Port telah ada, maka pembangunan Batam akan signifikan. Jika Permanent Kontainer Port dibangun, maka lokasi yang layak adalah Batu Ampar dan Kabil. Untuk pembangunan pelabuhan kontainer ini menurutnya tidak tertutup kemungkinan dilakukan dengan memanfaatkan tawaran dari Dubes Cina. Dimana, pembangunan dilakukan oleh daerah dengan menggunakan dana dari mereka.
(crew_humas/dv)