Media Center Batam - Kota Batam mendapat nilai ketiga tertinggi dalam kesiapannya sebagai daerah tujuan pariwisata. Indeks Pariwisata Indonesia yang diperoleh Batam yakni 3,73, berada di bawah Denpasar dengan indeks 3,80 dan Surabaya dengan indeks 3,74.
Sementara posisi ke-4 hingga ke-10 diduduki Kabupaten Sleman, Kabupaten Semarang, Kabupaten Badung-Bali, Kota Bandung, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bantul.
Penilaian ini dilakukan Kementerian Pariwisata terhadap 505 kabupaten/kota se-Indonesia. Pengukuran indeks kepariwisataan dilakukan dengan menggabungkan empat dimensi yaitu lingkungan pendukung bisnis, tata kelola pariwisata, infrastruktur pendukung pariwisata, serta dimensi wisata alam dan buatan.
Penghargaan diserahkan oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya dalam acara Rapat Koordinasi Nasional IV Kementerian Pariwisata di The Sultan Hotel, Selasa (6/12). Dan untuk Kota Batam penghargaan ini diterima langsung oleh Walikota Batam, Muhammad Rudi.
"Diraihnya penghargaan ini tidak lepas dari kerja keras semua pihak. Pemko Batam akan mendukung kebijakan pemerintah pusat terkait peningkatan jumlah kunjungan wisata di Kota Batam. Batam termasuk kota dengan kunjungan wisatawan mancanegara tertinggi setelah Bali dan Jakarta," kata Rudi.
Target kunjungan wisman di Batam pada 2017 mendatang adalah sebanyak 1,9 juta kunjungan. Rudi mengharapkan kerjasama semua pihak agar target ini bisa tercapai. Di tahun 2017, sebut Rudi, Pemko Batam menggesa pembangunan infrastruktur sebagai salah satu upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisman.
"Dengan infrastruktur yang baik, diharapkan wisman yang datang ke Batam lebih banyak dan merasa lebih nyaman," ujarnya.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan Rakornas IV ini mengangkat tema "Indonesia Incorporated". Pada Rakornas ini diagendakan sejumlah pembahasan implementasi program prioritas Kemenpar yakni digital tourism, homestay, dan konektivitas udara.
Menurut Arief, kunci keberhasilan pembangunan
kepariwisataan nasional tidak lepas dari peran serta semua pemangku kepentingan
(stakeholder) meliputi kalangan akademisi, pelaku bisnis,
komunitas, pemerintah dan media sebagai kekuatan pentahelix. Kerjasama
semua unsur pariwisata ini sebagai Indonesia Incorporated menjadi
kekuatan untuk mewujudkan target 2017 hingga 2019 mendatang.
Menpar Arief Yahya menegaskan kembali
amanat Presiden Joko Widodo agar pertumbuhan sektor pariwisata dipercepat
dan diakselerasikan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut
Arief, pemerintah dalam program pembangunan lima tahun ke depan fokus pada
sektor infrastruktur, maritim, energi, pangan, dan pariwisata. Penetapan kelima
sektor ini dengan pertimbangan signifikansi perannya dalam jangka pendek,
menengah, maupun panjang terhadap pembangunan nasional. Dari lima sektor
tersebut pariwisata ditetapkan sebagai leading sector karena dalam
jangka pendek, menengah, dan panjang pertumbuhannya positif.
Prospek cerah pariwisata dunia tersebut menjadi
acuan dalam menetapkan target pariwisata nasional ke depan. Presiden
telah menetapkan target pariwisata dalam lima tahun ke depan atau 2019
harus naik dua kali lipat. Dunia pariwisata ditargetkan mampu memberikan
kontribusi pada Pendapatan Domestik Bruto nasional sebesar 8 persen, devisa
yang dihasilkan Rp 240 triliun, menciptakan lapangan kerja di bidang
pariwisata sebanyak 13 juta orang, jumlah kunjungan wisman 20
juta dan pergerakan wisnus 275 juta, serta indeks daya saing pariwisata
Indonesia berada di ranking 30 dunia.