Wakil Walikota : Butuh Kerjasama Masyarakat Tuntaskan Masalah Sampah

By Kartika Pada : 06 Feb 2017, 08:46:29 WIB, - Kategori : Kabar BatamWakil Walikota : Butuh Kerjasama Masyarakat Tuntaskan Masalah Sampah

Media Center Batam - Masalah sampah yang berserakan menjadi perhatian warga Kecamatan Nongsa. Hal ini disampaikan Alimun, tokoh masyarakat Nongsa dalam acara silaturahmi Walikota dan Wakil Walikota Batam, Sabtu (4/2).

Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad mengatakan penyelesaian masalah sampah ini perlu kerjasama masyarakat. Tidak bisa hanya diselesaikan oleh pemerintah.

"Di Nongsa sudah kita dorong tujuh mobil untuk layani sampah. Pelan-pelan, kami siapkan infrastruktur, sarana prasarana, tapi tidak otomatis besok selesai. Dan yang paling penting butuh kerjasama masyarakat. Karena membangun komitmen ini kalau sifatnya sepihak hasilnya akan nol. Butuh partisipasi aktif dari masyarakat," kata dia.

Amsakar mengatakan selama ini sampah berserakan karena masyarakat yang kurang sadar jaga kebersihan. Ia mencontohkan ketika berkeliling Batam, tak jarang ia melihat penumpang kendaraan yang membuang sampah ke jalan.

"Cerita Pak Alimun ini kan sampah-sampah berserakan. Berserakan ini jadi catatan besar. Diserakkan oleh pemerintah atau diserakkan oleh masyarakat? Sekali waktu kita keliling Kota Batam nak razia sampah. Buka kaca, pam. Main pakai lempar saja dari mobil," ujarnya.

Selain masalah sampah, masyarakat juga menyampaikan berbagai permintaan kepada Pemko Batam melalui forum silaturahmi ini. Abdullah, perwakilan Kelurahan Ngenang mengutarakan kebutuhan warga akan air bersih, penerangan jalan, dan kesehatan terutama Puskesmas.

Sementara masyarakat Kelurahan Kabil meminta pemerintah mengevaluasi keberadaan tempat pembuangan akhir sampah. Menurut warga, lokasinya sangat berdekatan dengan pemukiman penduduk.

"Semakin hari semakin luas. Di situ ada masyarakat berdomisili. Kampung tua Teluk Lengung berdampingan betul dengan TPA yang ada saat ini," ujar perwakilan masyarakat.

Warga Kelurahan Batubesar menyoroti tentang kondisi kampung tua yang luasannya terus berkurang akibat pengerukan pasir. Warga khawatir tanah di lokasi kampung tua Batubesar ini akan turun.

"Di satu sisi perjuangkan kampung tua. Tapi di sisi lain dikeruk terus. Bukan tsunami, gempa bumi, tapi tanah menurun. Apa tidak ada jalan keluarnya penambang pasir ilegal itu. Pencarian nelayan pantai juga tidak bisa lagi akibat laut Tanjungmemban yang memerah. Ini harus kita tangani," ujar Azlan, perwakilan warga Batubesar.