Reboisasi Lahan Hutan, Beralih ke Pohon Berbuah

By Taslimahudin Pada : 07 Des 2016, 15:57:54 WIB, - Kategori : Kabar BatamReboisasi Lahan Hutan, Beralih ke Pohon Berbuah

Media Center Batam - Beberapa kawasan hutan di Provinsi Kepri yang rusak terus diperbaiki oleh instansi terkait, baik dinas maupun pihak kementerian. Upaya reboisasi terus dilakukan namun lahan yang ada diupayakan untuk tanaman buah.

Kasi Rehabilitasi Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Peternakan Kepri, Suroso menuturkan, upaya rehabilitasi hutan kini tidak hanya menanam pohon kayu semata yang tidak berbuah. Khususnya di Kepri, beberapa kawasan sudah mulai digerakkan menanam pohon buah seperti, petai, cempedak, nangka, matoa, jengkol dan lain sebagaiya.

“Kalau masyarakat masuk tidak mengambil buahnya kan tapi mengambil kayu, ini dirubah. Jadi konsepnya kedepan harus (Pohon Buah) seperti itu. Karena hutan kita tidak seperti di sumatera orang yang tidak bisa masuk. Hutan kita orang-orang bisa masuk kemana-mana kalau ada pohon berbuah kan tidak kemana-mana, ada petai, ada nangka, cempadak, matoa, jengkol. Dan lain sebagianya,”terang Suroso, Rabu (7/12).

Didalam aturan sendiri sudah dijelaskan porsi pohon buah di dalam kawasan hutan, yakni maksimal 40 persen dan 60 persen pohon kayu-kayuan. Namun demikian, praktek yang mereka lakukan di Sungai Pulai di Kabupaten Bintan, itu porsinya mencapai 70 persen pohon buah.

“Ini karena mengingat hutannya dikuasai masyarakat, makanya sebanyak itu. Hanya kita kumpulkan masyarakat kita kasih pengertian. Ini namanya hutan kemasyarakatan, dengan artian, masyarakat dapat mengelola hutan itu dengan catatan ada yang menghasilkan apakah itu buah, daunan, madu dan lain sebagainya,”terangnya.

Bila memang menghasilkan, maka dalam pemanfaatanya akan dibentuk kelompok masyarakat yang akan mengelola. Kelompok tersebut diberikan konsesi selama 35 tahun untuk memetik hasilnya.

Selain Sungai Pulai, salah satu kelompok yang merasakan manfaat hutan, berada dikawasan Jembatan Busung-Bintan. Kelompok masyarkat tersebut memanfaatkan hutan mangrove sebagai kawasan wisata. Masyarakat datang bisa menikmati bakau dengan menyewa kapal kecil milik kelompok setempat.

Hal ini juga akan diterapkan di Kota Batam. Seperti halnya penggalakan penanaman pohon dalam hutan lindung Duriangkang.

Tahun ini, beberapa kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan sudah dilakukan seperti, rehabilitasi hutan dan reboisasi lahan 24.263 batang, rehabilitasi hutan lindung Gunung Lengkuas 100 Ha, rehabilitasi hutan lindung Sungai Puali, 200 Ha, rehabilitasi hutan lindung Duriangkang 200 Ha, pembuatan tanaman hutan kota di Bintan 5 Ha, rehabilitasi hutan produksi KPHL di Karimun 58 Ha dan pembuatan tanaman hutan kota di Tanjungpinang seluas 10 Ha.