Prevalensi Narkoba Kepri di Atas Angka Nasional

By Kartika Pada : 20 Okt 2016, 07:40:50 WIB, - Kategori : Kabar Media Center Prevalensi Narkoba Kepri di Atas Angka Nasional

Media Center Batam - Angka prevalensi penyalahguna narkotika dan obat terlarang (narkoba) di Provinsi Kepulauan Riau lebih tinggi dari nasional. Ketua Badan Narkotika Nasional Provinsi Kepri, Kombes Pol Benny Setiawan mengatakan berdasarkan hasil penelitian Puslitkes UI, prevalansi narkoba di Kepri ini sebesar 2,74 persen atau 40.000 lebih. Sementara peredaran narkoba di Indonesia menyentuh 4-5 juta orang atau 2,2 persen.

"Di Kepri, angka prevalensinya melebihi angka nasional. Apabila pemerintah katakan Indonesia darurat narkoba, maka Provinsi Kepri dalam keadaan gawat darurat narkoba," kata Benny dalam kampanye anti HIV-AIDS bersama Siswa SMA se-Kota Batam di Dataran Engku Putri Batam Centre, Rabu (19/10).

Menurutnya tak kurang dari 50 orang setiap harinya meninggal akibat penyalahgunaan narkotika di Indonesia. Dan peredarannya sudah merambah semua lapisan masyarakat, termasuk kalangan pelajar.

Benny mengatakan upaya pencegahan peredaran narkoba di kalangan pelajar ini menjadi tanggung jawab bersama. Orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam upaya pencegahan tersebut.

"Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam kampanye pencegahan penyalahgunaan narkotika ini. Pertama dengan mengikutsertakan keluarga. Kedua dengan menekankan secara jelas pesan tidak untuk narkoba, mendorong kegiatan anti narkoba di sekolah. Bahaya narkoba ini harus dijelaskan terus menerus, diulang. Dan ketiga, meningkatkan kepercayaan antara orang dewasa dengan anak-anak," ujarnya.

Penyalahgunaan narkoba khususnya penggunaan jarum suntik secara bergantian merupakan salah satu perantara penyebaran virus HIV. Karena itulah dalam kampanye pencegahan HIV-AIDS juga perlu diinformasikan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba ini.

Staf Ahli Bidang Regulasi Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Chatarina Muliana Girsang mengatakan pengetahuan pelajar tentang HIV AIDS masih sangat rendah, hanya 11,4 persen. Sementara potensi penyebaran di tingkat remaja cukup tinggi.

"Batam merupakan kota tujuan pariwisata, peluang hadirnya tempat hidup tidak sehat jadi potensi munculnya HIV-AIDS di Kota Batam. Di bangku sekolah, para guru lah yang memiliki kewajiban menyampaikan pengetahuan bahaya HIV AIDS kepada siswa. Bagi adik-adik, perbanyaklah kegiatan positif," pesannya Chatarina mewakili Menteri Kesehatan.